Pegawai PLN Salurkan Santunan untuk Kaum Dhuafa hingga Marbot Masjid
Pegawai PLN angkatan 107 saat menyalurkan bantuan di salah satu panti asuhan di Kota Makassar, Sulsel. (Foto: ANTARA)

Bagikan:

MAKASSAR - Pegawai PT PLN yang tergabung dalam angkatan 107 memberikan santunan bagi kaum dhuafa seperti guru mengaji, tukang becak, beberapa panti asuhan, hingga marbot masjid.

Pegawai PLN ini menyiapkan santunan dengan total sebesar Rp94 juta yang juga akan menyasar anak yatim piatu dari keluarga pegawai PLN.

"Bantuan sebesar Rp94 juta akan disalurkan, Rp23 juta untuk beasiswa bagi anak keluarga PLN angkatan 107 yang telah meninggal dunia dan Rp71 juta untuk zakat dan sedekah, nantinya akan dibagikan kepada kaum dhuafa," kata Manager K3L PLN UIP Sulawesi M Pahri di Makassar, Minggu 02 Mei.

Ringankan dana pendidikan bagi keluarga angkatan 107

M. Pahri sebagai koordinator penyerahan santunan dari pegawai PLN mengemukakan langkah ini wujud kepedulian PLN di tengah situasi pandemi serta meringankan dana pendidikan bagi keluarga angkatan 107 yang ditinggalkan.

Meskipun Ramadhan tahun ini masih diselimuti kekhawatiran pandemi COVID-19, virus ini tidak menghalangi momen saling berbagi dan peduli terhadap sesama.

"Semoga dengan bantuan ini bisa semakin termotivasi dalam belajar agar lebih berprestasi dan menjadi tumpuan serta harapan bangsa," ujar Pahri.

H Jubir Dahlan selaku penerima bantuan sekaligus Ketua Panti Asuhan Al-Mukorramah mengucapkan terimakasih kepada pihak PLN atas bantuan santunan.

"Terimakasih atas bantuannya, semoga dengan bantuan ini keluarga 107 selalu bahagia, sukses dan dimudahkan segala urusannya," kata Jubir.

Sementara Sitti Munawarah sebagai salah satu Mahasiswa Universitas Negeri Makassar turut mengungkapkan rasa syukur kepada pihak PLN 107 atas bantuan beasiswa yang diterimanya.

"Terimakasih, semoga dengan bantuan ini keluarga 107 mendapatkan limpahan rezeki dan senantiasa diberikan kesehatan oleh Allah SWT," ujar mahasiswa Jurusan Matematika tersebut.

PLN 107 merupakan Angkatan PLN Penerimaan tahun 1993 yang berjumlah 107 orang dan sampai saat ini tujuh orang di antaranya telah meninggal dunia, dan tersisa 100 orang.

Ikuti info-info lainnya di VOI.id, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!