COVID-19 di India Mengganas, Negara Tetangga Mulai Waspadai Penyebaran
Ilustrasi penanganan pasien COVID-19. (Wikimedia Commons/US Navy/Mass Communication Specialist 2nd Class Sara Eshleman)

Bagikan:

MAKASSAR - Laporan kasus infeksi COVID-19 di India kembali pecah rekor, Sempat turun selama dua hari,  setelah dalam 24 jam terakhir, tercatat 360.960 kasus infeksi harian.

Angka yang mengkhawatirkan, karena jauh dari rekor sebelumnya pada Hari Senin lalu, di mana ada laporan 352.991 kasus infeksi harian. Sementara, jumlah kematian akibat COVID-19 di India telah tembus 201.187 orang dengan total kasus infeksi lebih dari 18 juta kasus.

Kondisi yang dikhawatirkan otoritas kesehatan, para dokter, pengamat kesehatan hingga masyarakat. Sistem kesehatan India mendekati beban puncak, tidak ada ruang tersisa di rumah sakit.

Banyak pasien terpaksa ditolak layanan kesehatan, sehingga mereka meninggal di rumah, ambulans, kendaraan bahkan di luar klinik. Krisis oksigen kian memperburuk tsunami COVID-19 di India.

Di Kota Surat, Negara Bagian Gujarat, hampir 150 orang ditolak dari rumah sakit setiap hari, kata Dr. Hiral Shah, presiden Asosiasi Medis India tingkat negara bagian.

"Rumah sakit kami kewalahan dengan populasi kami sendiri dan kami kehabisan oksigen sehingga kami tidak dapat menerima mereka yang datang dari daerah sekitar," katanya, melansir CNN.

"Pasokan (oksigen) tidak pasti, rumah sakit tidak tahu apa yang akan terjadi hari ini atau besok," imbuhnya.

Para ilmuwan masih melakukan pengurutan genom pada varian India, dan tidak ada data resmi yang dipublikasikan, yang berarti masih belum diketahui secara pasti seberapa menular varian itu, atau risiko tambahan apa yang mungkin ditimbulkannya.

Tetapi mengingat kecepatan dan parahnya gelombang kedua telah menghancurkan India, negara-negara tidak mau mengambil risiko, dengan banyak yang menerapkan larangan perjalanan dan menangguhkan penerbangan dari India.

Negara-negara perbatasan mewaspadai kondisi darurat

Negara-negara yang berbagi perbatasan dengan India pun mewaspadai kondisi ini, seperti Pakistan, Nepal, Myanmar, Bhutan dan Bangladesh. Sejumlah perbatasan relatif tidak ketat, dengan masyarakat sering melintas untuk aktivitas sehari-hari.

Nepal, yang berbatasan dengan timur laut India, telah melihat jumlah kasus mulai menurun pada bulan Februari, dengan kasus yang baru diidentifikasi berkisar antara 50 hingga 100 setiap hari.

Tetapi, infeksi meletus pada pertengahan April ketika gelombang kedua di India semakin cepat dan kasus harian sekarang mencapai ribuan. Wabah sejauh ini berpusat di ibu kota Kathmandu dan Nepalgunj di Provinsi Lumbini.

"Peningkatan kasus sebagian disebabkan oleh orang Nepal yang kembali dari India, kata Dr. Krishna Prasad Poudel, direktur Divisi Epidemiologi dan Pengendalian Penyakit Nepal

Artikel ini pernah tayang di VOI.id, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!