Kasus COVID-19 di India Turun, WHO Imbau untuk Tetap Waspada
Ilustrasi vaksinasi COVID-19 di India. (Wikimedia Commons/Ganesh Dhamodkar)

Bagikan:

MAKASSAR - Angka kasus baru infeksi COVID-19 di India menurun, kendati angka kematian mengalami kenaikan. Meski begitu, WHO meminta kondisi tersebut tetap diwaspadai.

Laporan Kementerian Kesehatan India pada Senin 17 Mei menyebut, ada 281.386 kasus baru infeksi COVID-19 dalam 24 jam terakhir. Sementara, angka kematian naik menjadi 4.106. Ini untuk pertama kalinya angka infeksi baru COVID-19 di India berada di bawah 300 ribu, sejak 21 April lalu.

Dengan pertambahan tersebut, India mencatat total 24,97 juta kasus infeksi COVID-19, dengan angka kematian total akibat COVID-19 menjadi 274.390 kematian.

Meski demikian, ahli memeringatkan kewaspadaan tidak boleh diturunkan, mengingat kurangnya pengujian di daerah pedesaaan, di mana virus menyebar dengan cepat. Selama hampir 2 minggu, India mencatat rata-rata lebih dari 400 ribu kasus infeksi baru COVID-19.

Para ahli juga mengingatkan, kendati terus terjadi penurunan kasus infeksi, tidak ada kepastian infeksi telah mencapai puncak, dengan kekhawatiran yang berkembang baik di dalam maupun luar negeri atas varian baru B1617 yang lebih menular.

"Masih banyak bagian negara yang belum mengalami puncak, mereka masih naik," kata Kepala Ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Soumya Swaminathan seperti dikutip Reuters dari surat kabar Hindu, Senin 17 Mei.

Swaminathan menunjuk pada tingkat kepositifan nasional yang sangat tinggi, sekitar 20 persen dari tes yang dilakukan, sebagai tanda mungkin ada yang lebih buruk yang akan datang.

"Pengujian masih tidak memadai di banyak negara bagian. Dan ketika Anda melihat tingkat positif pengujian yang tinggi, jelas kami tidak cukup menguji. Jadi, angka absolut sebenarnya tidak berarti apa-apa ketika diambil sendiri. Mereka harus diambil dalam konteks seberapa banyak pengujian dilakukan, dan uji tingkat kepositifan," paparnya.

Akan melampaui angka 25 juta

Dengan kondisi ini, total beban kasus India sejak epidemi melanda setahun yang lalu akan melampaui angka 25 juta dalam beberapa hari mendatang. Total kematian diperkirakan akan mencapai 274.390.

Berbeda dengan gelombang pertama COVID-19 yang memuncak pada Bulan September tahun lalu dan terkonsentrasi di perkotaan. Gelombang kedua COVID-19 di India yang meletus Februari lalu terkonsentrasi di kota dan pedesaan, di mana pengujian di kawasan tersebut sangat kurang.

"Penurunan kasus COVID yang dikonfirmasi di India ini hanyalah ilusi," kata S. Vincent Rajkumar, seorang profesor kedokteran di Mayo Clinic di Amerika Serikat, di Twitter.

"Pertama, karena pengujian yang terbatas, jumlah total kasus terlalu rendah. Kedua, kasus yang dikonfirmasi hanya dapat terjadi jika Anda dapat memastikan daerah perkotaan. Daerah pedesaan tidak dihitung," paparnya.

Untuk diketahui, Pemerintah India mengeluarkan pedoman terperinci pada Hari Minggu untuk memantau kasus COVID-19, dengan Kementerian Kesehatan meminta desa-desa untuk mencari orang-orang dengan penyakit mirip flu dan memeriksanya dengan COVID-19.

Artikel ini pernah tayang di VOI.id, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!