MAKASSAR - Nasib seseorang di masa depan memang tidak pernah bisa dipastikan. Demikian juga dengan Iko Uwais. Pria kelahiran Jakarta pada tanggal 12 Februari 1983 ini pada mulanya tak pernah berpikir untuk menjadi pemain film laga.
Dia hanya berakting untuk film dokumenter arahan Gareth Evans tentang silat. Ia dibesarkan dalam lingkungan keluarga keturunan Betawi, dan mendalami seni bela diri Pencak Silat, sejak usia 10 tahun di sekolah silat pamannya, Tiga Berantai.
BACA JUGA:
Selesai syuting film dokumenter, Iko sempat bekerja sebagai sopir perusahaan telekomunikasi. Namun, Gareth yakin Iko punya bakat yang besar. Dia kemudian menggandeng Iko kembali dalam film layar lebar berjudul Merantau.
Dalam film tersebut, ia debut akting dengan serius memerankan karakter Yuda, seorang perantauan bersuku Minangkabau di tahun 2009. Masih bersama dengan Gareth Evans, Iko lantas main film berjudul The Raid.
Film yang melambungkan nama Iko Uwais di dunia internasional
Film ini mulai syuting pada pertengahan Maret 2011 dan dirilis secara internasional, yaitu pada 22 Maret 2012 di Australia dan Selandia Baru; 23 Maret 2012 di Indonesia dan Amerika Utara dan 18 Mei 2012 di Inggris judul internasional The Raid: Redemption.
Film ini semakin melambungkan nama Iko ke kancah perfilman dunia setelah ditanggapi oleh kritikus dan penonton di berbagai festival sebagai salah satu film seni bela diri terbaik setelah periode bertahun-tahun.
Iko Uwais selanjutnya debut sebagai koreografer film di Hollywood. Pekerjaan pertamanya itu tidak memberikan banyak penghasilan.
“Peran pertama sebagai koreografer ya cuma dibayar 21 juta (rupiah). Waktu itu sampai selesai empat bulan. Tapi itu karena gue baru,” kata Iko Uwais di kanal YouTube YouTube AH yang diunggah Minggu, 22 Mei.
Saat ini bayaran Iko Uwais sudah menginjak angka milyar-an rupiah. “Alhamdulillah sih bisa bayar listrik. Di atas satu juta dollar (Amerika Serikat) lah,” kata Iko Uwais. Jika dirupiahkan kira-kira honor Iko Uwais hampir Rp14,5 Miliar atau hampir Rp15 Miliar.