MAKASSAR - Dokter Tirta sempat menyatakan penolakan untuk ikut terlibat terkait kasus ancaman melalui media elektronik yang dilakukan Jerinx kepada Adam Deni. Ia merasa kecewa karena namanya ikut dibawa-bawa dalam kasus tersebut.
Namun di sisi lain, Jerinx menilai kalau Dokter Tirta harus ikut terlibat karena dia turut serta membuat viral foto Adam Deni yang dianggap menghina Jokowi. Pasca menjalani sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu, 2 Februari siang, pria bernama lengkap I Gede Aris Astina itu memberi peringatan ke Tirta agar jangan lari dari tanggung jawab.
BACA JUGA:
-
| LIFESTYLE
Kuasa Hukum Jerinx Pastikan Dokter Tirta Datang di Sidang Berikutnya
07 Februari 2022, 10:30 -
| LIFESTYLE
Kecewa dengan Adam Deni, Dokter Tirta: Saya Digoreng, Saya Dibilang Penjilat
09 Februari 2022, 19:40 -
| BERITA
Jerinx Tak Hadir pada Pemeriksaan Kasus Dugaan Pengancaman Hingga Melunak
27 Juli 2021, 10:09 -
| LIFESTYLE
2 Saksi Fakta Dihadirkan, Dengan Tegas Kuasa Hukum Jerinx Sebut Adam Deni Pemeras
10 Februari 2022, 19:05
"Saya kasih peringatan, jika Tirta tidak mau menjadi saksi berarti satu dia melindungi penghina Presiden, dua dia melindungi tersangka yang sedang ditahan, jadi Tirta jangan cuma koar koar di belakang, jadi saksi, gentle men gitu loh, jangan lari dari tanggung jawab," ucap Jerinx.
Surat peringatan untuk Tirta
Menurut Jerinx, sikap penolakan untuk ikut terlibat dalam kasusnya dengan Adam Deni beberapa waktu lalu adalah sebagai tindakan penakut. Oleh sebab itu, kuasa hukumnya akan mengirimkan surat kepada Tirta untuk ikut menjadi saksi ahli.
"Akan dipanggil, kan yang memviralkan foto Adam Deni yang menghina pak Jokowi adalah Tirta tahun 2020. Tanggung jawab dong dia yang memviralkan terus seenaknya cuci tangan itu tindakan yang sangat tidak ksatria. Kan dia paling keres, koar-koar ngomong, datang ke sini buktiin dong jadi saksi," tegasnya.
"Minggu depan kita ajukan suratnya," tambah Sugeng Teguh Santoso selaku kuasa hukum Jerinx.
Ke depannya, Jerinx masih harus melanjutkan sidangnya di PN Jakarta Pusat pada hari Senin, 7 Februari, dengan agenda keterangan saksi dari pihak Jaksa Penuntut Umum. Setelah mengalami penundaan karena para saksi berhalangan hadir.
Terkait
