MAKASSAR - Kementerian Kesehatan Ukraina menyebutkan sedikitnya 18 personel medis tewas dan hampir 900 fasilitas medis rusak atau hancur akibat invasi Rusia ke Ukraina.
Dalam sebuah unggah di Facebook, kementerian kesehatan mengatakan lebih dari 50 pekerja medis telah terluka oleh serangan Rusia sejak 24 Februari, ketika Moskow mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina dalam perang Eropa terbesar sejak 1945.
BACA JUGA:
Unggahan itu juga mengungkapkan, bahwa sekitar 123 fasilitas medis di Ukraina hancur total oleh invasi, sementara 746 lainnya memerlukan perbaikan, melansir Reuters 27 Juli.
Sementara itu, Rusia membantah sengaja menargetkan warga sipil atau pekerja medis, dan menyebutkan sedang melakukan "operasi militer khusus" di Ukraina untuk melawan kaum nasionalis.
Adapun Kyiv mengatakan Kremlin menggunakan "terorisme" untuk menggertak Ukraina ke dalam kesepakatan damai yang memalukan.
33 mendukung dan dua tolak resolusi
Sebelumnya diberitakan, Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa Bangsa mengeluarkan resolusi, untuk mengadakan penyelidikan terhadap kemungkinan kejahatan perang oleh pasukan Rusia di wilayah Kyiv dan sekitarnya pada Hari Kamis, sebuah langkah yang menurut Rusia sama dengan penyelesaian politik.
Dalam pemungutan suara Mei lalu, sebanyak 33 mendukung dan hanya dua yang menolak resolusi, untuk memerintahkan Komisi Penyelidikan menyelidiki peristiwa di daerah sekitar Kyiv dan daerah lain seperti Sumy, yang sementara diduduki oleh pasukan Rusia.
Pada sesi yang sama, Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Michelle Bachelet, mengatakan ada banyak contoh kemungkinan kejahatan perang sejak invasi Rusia, mengatakan bahwa sejauh ini 1.000 mayat telah ditemukan di wilayah Kyiv.
"Skala pembunuhan di luar hukum, termasuk indikasi eksekusi singkat di daerah utara Kyiv, sangat mengejutkan," kritiknya.