MAKASSAR - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Asrorun Ni'am Sholeh yang menunaikan puasa Ramadhan 1443 Hijriah di Tanah Suci menjelaskan toko-toko di Madinah tutup pada pagi hingga sebelum Dhuhur.
"Dari salah satu pedagang pakaian di kawasan Taiba Suites, diperoleh informasi kalau ia baru buka tiga hari yang lalu. Selama dua hari puasa, mereka menutup dagangannya pada pagi hingga sebelum dhuhur, baru setelahnya mereka berjualan, hingga pukul dua pagi," kata Asrorun lewat pesan singkat yang diterima di Jakarta, Senin 4 April.
Lebih lanjut dia menjelaskan, saat ini, pertokoan belum pulih sepenuhnya karena masih banyak yang tutup. Hanya beberapa yang buka, bahkan sebagian baru mulai menjajakan barang dagangannya.
Setiap Shalat Rawatib, seluruh toko tutup, untuk ikut berjamaah. Kabar baiknya, bagi yang suka berbelanja, saat Shalat Tarawih, toko-toko diperkenankan untuk dibuka.
Majelis Taklim antara Ashar dan Maghrib
Dia menjelaskan, bagi jamaah yang berkenan mengikuti pengajian dapat bergabung dengan majelis taklim yang dilaksanakan antara Ashar dan Maghrib di dalam Masjid Nabawi. Ada kyai yang memberikan materi pengajaran keagamaan dalam bahasa Arab.
Bagi yang tidak mengikuti majelis taklim, untuk menunggu Maghrib, jamaah bisa mengaji Al-Quran, atau ziarah ke makam Rasulullah SAW, ziarah ke makam Baqi, atau sekadar jalan menunggu Maghrib seperti menyaksikan ditutupnya payung raksasa usai Ashar jelang matahari tergelincir.
BACA JUGA:
Sebagai pelindung jamaah dari terik matahari itu, payung raksasa terbuka secara serentak di pagi hari, kurang lebih satu jam usai, saat matahari sudah muncul dari peraduan.
Bagi yang hendak berkunjung ke Raudhah, disarankan bisa waktu malam hari, sekitar dua jam usai tarawih, untuk menghindari antrean panjang. Untuk jamaah perempuan, waktunya disediakan mulai waktu Dhuha hingga sebelum Dhuhur. Sementara, jelang Maghrib hingga Isya, waktu kunjung ke Raudhah dan ziarah ke Baginda Rasul SAW ditutup sementara.
Cuaca di Madinah
Bagi para peziarah yang ingin menempuh perjalanan dari Mekah ke Madinah atau sebaliknya, dapat menggunakan moda kereta api dengan jarak tempuh relatif lebih cepat.
Jika biasanya mengendarai mobil memerlukan waktu lebih lima jam. Sementara dengan kereta api waktu yang dihabiskan untuk perjalanan Mekah - Madinah hanya 2 jam 25 menit dengan kecepatan 300 km/jam. Perjalanan dari Mekah ke Madinah berhenti di dua stasiun, yaitu Jeddah (Bandara King Abdul aziz) dan stasiun pusat bisnis Rabigh.
Cuaca di Madinah saat ini normal seperti di Indonesia, namun udara kering, sehingga menyebabkan kulit kering bersisik dan bibir berpotensi pecah-pecah. Oleh karena itu disarankan untuk membawa tabir surya, pelembab, dan lip gloss, serta vitamin secukupnya.