DPR: Perang Rusia-Ukraina Harus Jadi Pelajaran Pemerintah dalam Bidang Penguatan Pertahanan
Anggota Komisi I DPR, Dave Akbarshah Fikarno Laksono/ Antara

Bagikan:

MAKASSAR - Komisi I DPR menilai pemerintah Indonesia harus memperhatikan agresi militer Rusia ke Ukraina sebagai perang pertama di 2022. Mengingat, sikap Rusia yang tanpa tedeng aling-aling menyerang Ukraina dengan kekuatan penuh.

Anggota Komisi I DPR, Dave Akbarshah Fikarno Laksono, mengingatkan krisis Rusia dan Ukraina harus menjadi pelajaran bagi pemerintah Indonesia, khususnya di bidang penguatan pertahanan.

"Saya rasa ini adalah kesempatan untuk pemerintah agar lebih meningkatkan investasinya di bidang pertahanan,” ujar Dave Laksono kepada wartawan, Jumat, 25 Februari.

“Apakah itu jumlah prajuritnya, modernisasi peralatan, dan juga meningkatkan sumber daya prajurit kita dengan pelatihan, menjalin kerja sama militer dengan negara-negara lain, dan memastikan tidak ada, jangan sampai ada kebocoran dengan kedaulatan kita,” sambungnya.

Menurut politikus Golkar itu, selama ini anggaran militer Indonesia trennya memang meningkat. Namun kata Dave, jika ditinjau dari kebutuhan dan kondisi dunia saat ini, pertahanan RI masih jauh dari kriteria memadai.

“Misalnya, jumlah pesawat tempur kita, kapal tempur kita, peralatan tempur kita, sistem komunikasi kita, satelit kita, itu masih jauh dari kemampuan yang memadai, hal inilah yang harus menjadi perhatian dari pemerintah," jelas Dave.

Dave menilai, melalui kementerian pertahanan, pemerintah harus memastikan bahwa militer RI sanggup dan siaga untuk menghadapi segala ancaman.

"Kita juga harus melihat ke depan soal pengembangan teknologi militer kita,” tegas Ketua Umum PPK Kosgoro 57 ini.

Indonesia punya tanggungjawab sebagai penjaga keamanan dunia

Dalam konteks Krisis Rusia-Ukraina, legislator Jabar itu menekankan, Indonesia juga mempunyai tanggungjawab sebagai bagian dari penjaga keamanan dunia untuk terus menyuarakan agar agresi militer dihentikan dan mengembalikan kedaulatan rakyat Ukraina.

Selain itu, menurut Dave, Indonesia juga harus memanfaatkan forum-forum internasional dengan jalur diplomasi agar pertempuran Rusia-Ukraina dapat segera selesai.

“Indonesia juga harus mawas diri kita harus lihat akankah ada negara lain yang bisa melakukan hal yang sama,” pungkasnya.

Diketahui, berdasarkan Global Fire Power (GFP) 2021 daftar militer terkuat dunia, Indonesia menempati urutan 16, dan di ASEAN Indonesia menjadi negara dengan militer terkuat. AS, China, Rusia masih menempati tiga besar militer terkuat dunia.

Tahun 2021 belanja militer Indonesia 6,9 miliar dolar AS atau setara Rp98 triliun. Namun, masih di bawah Singapura yaitu 9,7 miliar dolar AS atau sekitar Rp135 triliun.