Berkaca dari Perang Rusia-Ukraina dan Antisipasi Ancaman China, Taiwan Percepat Pengembangan Drone
Drone Chung Shyang II Taiwan. (Wikimedia Commons/Kliu1)

Bagikan:

JAKARTA - Taiwan akan mempercepat pengembangan drone untuk penggunaan militer, dengan mempertimbangkan pelajaran dari perang Rusia-Ukraina dan ancaman yang ditimbulkan oleh China, kata Kementerian Pertahanan negara itu pada Hari Selasa.

Pesawat tak berawak telah memainkan peran penting di kedua sisi sejak Rusia melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada Februari tahun lalu. Menteri Pertahanan Ukraina mengatakan, dia menganggap drone sebagai masa depan peperangan modern.

Taiwan, yang menghadapi ancaman yang semakin meningkat dari China untuk menggunakan kekuatan guna membawanya di bawah kendali Beijing, telah berulang kali mengatakan mengamati dengan cermat perang dan mempelajari pelajaran yang dapat diterapkan untuk melawan serangan China, termasuk bagaimana Ukraina telah melawan kekuatan yang jauh lebih besar.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Taiwan Sun Li-fang mengatakan kepada wartawan, Taiwan akan mempercepat pengembangan dan produksi drone.

"Menanggapi ancaman musuh saat ini dan menggunakan pengalaman umum drone dalam perang Ukraina-Rusia, guna membangun kekuatan tempur asimetris untuk drone negara kita, Kementerian Pertahanan mempercepat penelitian dan pengembangan serta produksi berbagai jenis drone," jelas Sun seperti mengutip Reuters 7 Februari.

Institut Sains dan Teknologi Nasional Chung-Shan milik militer memimpin dalam mendorong pengembangan dan akan melibatkan perusahaan sipil, tambahnya.

Sementara itu, Chi Li-ping, direktur Divisi Riset Sistem Penerbangan institut tersebut merinci, drone dalam pengembangan untuk militer, termasuk untuk tujuan pengintaian.

"Drone negara kita telah mencapai standar internasional dalam hal jenis, kemampuan, dan teknologi yang relevan," paparnya.

Dalam sebuah laporan ke parlemen tahun lalu, institut tersebut menyusun rencana pengembangan rudal dan drone, sementara Kementerian Pertahanan sebelumnya telah mengumumkan rencana untuk mulai memproduksi "drone serang" yang tidak ditentukan.

Diketahui, Taiwan juga harus berurusan dengan pesawat tak berawak China yang mendengung di pulau-pulau yang dikuasai Taiwan di lepas pantai China.