Israel Akan Cabut Kebijakan Green Pass Ketika Gelombang Infeksi Varian Omicron COVID-19 Dinyatakan Surut
Ilustrasi COVID-19 di Israel. (Wikimedia Commons/Talmoryair)

Bagikan:

MAKASSAR - Pada Hari Kamis Israel mengumumkan segera mencabut kebijakan green pass, ketentuan yang mengatur seseorang untuk memperlihatkan bukti vaksinasi, pemulihan dari COVID-19 atau tes negatif COVID-19 untuk memasuki beberapa tempat umum, selanjutnya membatalkan pembatasan ketika gelombang infeksi surut.

Menjelang akhir Januari, Varian Omicron COVID-19 yang sangat menular dari virus corona memuncak di Israel, dengan kasus harian mencapai rekor tertinggi sekitar 85.000. Namun, jumlahnya terus menurun sejak itu menjadi sekitar 21.000 pada Hari Rabu.

"Gelombang telah pecah," jelas Perdana Menteri Naftali Bennett pada awal diskusi dengan pejabat kesehatan, tentang keadaan pandemi di mana dia menyebutkan Green Pass sepenuhnya dihapus, seperti dilansir dari Reuters 18 Februari.

Aturan Green Pass telah dikurangi pada 4 Februari. Sejak itu, dokumen digital harus ditunjukkan untuk masuk ke tempat-tempat seperti klub malam dan ruang perayaan.

Sebelumnya, selama gelombang virus corona, Israel mengadopsi kebijakan 'Hidup dengan COVID'. Hal ini membuat perekonomian dan sekolah tetap buka, meskipun beberapa sektor menderita dan kelas sangat terganggu oleh karyawan, pelanggan, murid dan guru yang jatuh sakit atau terisolasi.

Tes COVID-19 dua kali seminggu

Meskipun demikian, PM Bennett menyebutkan orang tua masih memiliki kewajiban untuk tes COVID-19 bagi anak-anaknya dua kali seminggu.

Meskipun varian Omicron menyebabkan infeksi parah dan kematian yang secara proporsional lebih sedikit daripada jenis virus sebelumnya, besarnya lonjakan membuat sistem perawatan kesehatan Israel berada di bawah tekanan dan berdampak pada kualitas perawatan.

Beberapa ilmuwan telah mengkritik pemerintah karena melonggarkan pembatasan selama sebulan terakhir, daripada mengambil lebih banyak tindakan untuk memperlambat varian Omicron.

Untuk diketahui, dengan populasi 9,4 juta penduduk, Israel telah mencatat sekitar 3,5 juta kasus virus corona sejak awal pandemi, dengan lebih dari 9.700 kematian. Beberapa ahli memprediksi kemungkinan setengah populasi telah terinfeksi oleh Omicron.