Komnas HAM Mengharapkan Titik Terang Hasil Penyelidikan Kasus Penembakan di Parimo Melalui Uji Balistik Senpi
Ketua Komnas HAM Perwakilan Sulawesi Tengah Dedy Askary. ANTARA/Muhammad Hajiji

Bagikan:

MAKASSAR - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Perwakilan Sulawesi Tengah mengharapkan titik terang dari hasil penyelidikan uji balistik yang dijalankan Polri terhadap peristiwa tertembaknya seorang warga dalam unjuk rasa penolakan tambang di Kabupaten Parigi Moutong beberapa waktu lalu.

"Proses pemeriksaan dan uji ilmiah senjata api yang digunakan personel kepolisian harus benar-benar dilakukan secara terbuka dan transparan, agar publik mengetahui perkembangan investigasi dilakukan aparat penegak hukum," kata Ketua Komnas HAM Sulteng Dedy Askary di Palu dikutip Antara, Selasa, 15 Februari.

Menurutnya, langkah yang diterapkan Polda Sulteng dengan menguji secara ilmiah melalui uji balistik terhadap senjata api yang digunakan personel kepolisian saat bertugas merupakan satu upaya konkret untuk membuktikan siapa dan apa yang sebenarnya terjadi.

Proses penyelidikan untuk meyakinkan publik

Selain itu, keterbukaan dalam proses penyelidikan tersebut juga untuk menunjukkan kepada publik bahwa institusi telah menjalankan upaya dan mengambil langkah yang semestinya dilakukan.

"Peristiwa ini menjadi bagian dari pelajaran berharga bagi kita semua. Kami juga meminta kepolisian agar peristiwa ini perlu menjadi catatan penting dalam mengevaluasi protap pengamanan unjuk rasa supaya insiden ini tidak lagi terjadi," ujar Askary.

Secara konsisten pihaknya mengawal proses penyelidikan yang dilakukan Polda Sulteng, termasuk pemeriksaan senjata api dan proyektil melalui uji balistik oleh Laboratorium Forensik Polri.

Dia juga mengimbau warga untuk menghormati proses penyelidikan hingga nanti jika ditetapkan tersangka pada proses penyidikan, karena apa yang dilakukan kepolisian bagian dari harapan publik.

"Semoga proses ini membuahkan hasil," ujarnya.

Kabid Humas Polda Sulteng Kombes Didik Supranoto menyatakan, saat ini tim Laboratorium Forensik Polri mengumpulkan sampel kurang lebih 20 pucuk senjata api beserta proyektil.

Dari masing-masing senjata, telah diambil tiga buah proyektil sebagai sampel, dan total proyektil akan dilakukan pencocokan sebanyak 60 buah.

Artikel ini pernah tayang sebelumnya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!