Komnas HAM Simpan Temuan Baru Kasus Brigadir J, Ini Temuannya
Komisioner Komnas HAM Mohammad Choirul Anam. (Rizky Adytia/VOI)

Bagikan:

MAKASSAR - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas) mendapatkan temuan baru berupa hasil PCR dan dokumentasi foto di balik rangkaian insiden berdarah yang membuat tewas Brigadir J.

Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam mengatakan untuk hasil PCR diterima dari tenaga medis yang melakukan pemeriksaan terhadap para ajudan Irjen Ferdy Sambo, termasuk Brigadir J dan Bharada RE.

"Memang kami mendapatkan hasil PCR walaupun petugas PCR-nya pada kesempatan tadi belum sempat untuk datang. Kami hubungi memang dia swasta, bukan anggota kepolisian," ujar Anam di Kantor Komnas HAM, Menteng, Jakarta Pusat pada Senin, 1 Agustus.

Hasil PCR dianggap menjadi petunjuk penting untuk mengusut insiden berdarah ini. Sebab, bisa menggammbarkan waktu demi waktu konstruksi peristiwa tersebut.

Sedianya, sebelum insiden berdarah terjadi, istri Ferdy Sambo dan para ajudan menjalani tes PCR di rumah pribadi Kadiv Propam nonaktif yang terletak di Jalan Saguling, yang masih berada di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan.

"Yang pasti membuktikan semua sekuens-skuens yang ada dalam konstruksi peristiwa, konstruksi peristiwa dalam kasus ini salah satunya muncul juga terkait ada tidaknya PCR, dan kita memang atensi publik juga ngomong soal itu, dan kita memang melacak sampai situ," ungkap Anam.

Hasil PCR jadi petunjuk penting

Hasil PCR dianggap sebagai petunjuk penting untuk menyelidiki insiden berdarah ini. Sebab, dapat menggambarkan waktu demi waktu konstruksi peristiwa tersebut.

Sedianya, sebelum insiden berdarah terjadi, istri Ferdy Sambo dan para ajudan melakukan tes PCR di rumah pribadi Kadiv Propam nonaktif yang berada di Jalan Saguling, yang masih berada di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan.

"Yang pasti membuktikan semua sekuens-skuens yang ada dalam konstruksi peristiwa, konstruksi peristiwa dalam kasus ini salah satunya muncul juga terkait ada tidaknya PCR, dan kita memang atensi publik juga ngomong soal itu, dan kita memang melacak sampai situ," ungkap Anam.

Sementara untuk dokumentasi berupa foto didapat usai memeriksa asisten rumah tangga (ART) dan satu ajudan Ferdy Sambo.

Namun, mengenai isi foto itu, Anam tak merinci lebih jauh. Dokumentasi itu hanya disebutkan bisa menguatkan konstruksi peristiwa penembakan.

"Terkait apa yang terjadi di Magelang. Kami ditunjukkan dokumen foto, tidak bisa kami tampilkan, karena itu harus kami verifikasi. Terus kami juga diperkaya dengan cerita-cerita yang terkait di Magelang," kata Anam.