Dalam Rangka Sambut Ramadhan, Unismuh Makassar Siap Terjunkan 146 Mubaligh
Para mubaligh muda Unismuh Makassar tengah menjalani pelatihan sebelum diterjunkan keberbagai daerah saat Ramadhan 1433 Hijriah. ANTARA

Bagikan:

MAKASSAR - Dalam rangka menyemarakkan bulan suci Ramadhan 1443 Hijriah, Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar menyiapkan 146 mubaligh untuk disebar ke sejumlah provinsi di Indonesia.

Dalam keterangannya di Makassar, Senin 07 Februari, Ketua LP3AIK Unismuh Makassar, Samhi Muawwan Djamal MAg menjelaskan ratusan mubaligh itu sudah menjalani pelatihan khusus sebelum diterjunkan ke sejumlah provinsi seperti Sulsel, Sulbar, Kalimantan Utara hingga Nusa Tenggara Timur.

Ratusan mubaligh yang berasal dari berbagai fakultas di lingkungan Unismuh itu diharapkan tetap memperkaya ilmu pengetahuan sebagai bekal terjun ke tengah masyarakat.

"Karena ketika menjadi seorang mubalig, bukan hanya berbicara tentang Islam, tetapi ada misi yang juga kita bawa yakni misi Muhammadiyah,” jelasnya.

Pesan untuk mubalig

Muawwan juga mengimbau agar mubalig berhati-hati dalam berdakwah, hindari perdebatan hanya karena perbedaan fikih. Apalagi merasa sudah dibekali dengan pemahaman tarjih yang mendalam, kemudian mendebat secara terbuka praktik fikih yang ada di masyarakat.

Muawwan mengingatkan peserta agar bersikap arif menghadapi perbedaan.

“Siapkan mental, ilmu pengetahuan, dan tidak kalah penting adalah bersabar dalam menghadapi persoalan-persoalan masyarakat,” jelasnya

Sementara itu, Plh Rektor Unismuh Abd Rakhim Nanda menegaskan tablig sebagai perintah Allah sekaligus tugas kerisalahan.

Seperti termaktub dalam QS Al-Maidah 67, “Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya.”

Tugas penyampai risalah

Rakhim mengungkapkan, mubalig adalah hierarki keenam dalam menjalankan tugas penyampai kerisalahan.

“Allah mengutus para nabi, setelah nabi meninggal dilanjutkan oleh Khulafaur Rasyidin. Setelah itu Tabi’in, dan ulama hirarki kelima. Setelah ulama, ada mubalig,” urai Wakil Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel ini.

Ia melanjutkan, sebagai penyampai risalah, mubaligh yang menjadi peserta pelatihan tersebut menempati hirarki keenam.

Tugas mubaligh, jelas Rakhim, untuk menyampaikan kepada umat tanda-tanda keagungan Allah. “Jadi kalau mau menyampaikan keagungan Allah, mubaligh harus menjadi bagian dari tanda-tanda kebesaran Allah, jangan kehadiran kita menjadi mengecilkan Allah dan Rasul-Nya,” tambahnya.

Ikuti info dan berita lainnya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!