MAKASSAR - Plt Kepala Dinas Kesehatan Sulsel dr Arman Bausat menjelaskan pelaksanaan vaksinasi booster di Sulawesi Selatan belum begitu optimal karena masih terkendala stok vaksin.
Sejak ditentukan mulainya vaksinasi booster pada 12 Januari lalu hingga saat ini, Sulsel belum mendapat vaksin booster jenis Pfizer maupun AstraZeneca.
BACA JUGA:
"Aplikasinya sudah terbuka, cuman masalahnya drop vaksinnya belum datang-datang. Vaksinnya itu Pfizer atau AstraZeneca, itu setengah dosis untuk vaksin booster," ungkap dr Arman di Makassar, Jumat 21 Januari.
Dinkes Sulsel telah menyampaikan permintaan vaksin untuk booster sejak pengumuman 12 Januari lalu, namun keterlambatan distribusi dari pusat diduga karena penyalurannya dilakukan secara bertahap, tergantung dari ketersediaan vaksinnya.
"Contoh pada vaksinasi anak-anak, enam kabupaten di Sulsel sudah diumumkan 4 Januari bisa vaksinasi, sementara vaksin baru datang pekan lalu, tanggal 13 Januari," ujar dr Arman.
Diutamakan bagi lansia
Ia menyebutkan bahwa pemberian vaksinasi booster akan diutamakan bagi kelompok lanjut usia (lansia) dan kelompok rentan seperti masyarakat yang mempunyai penyakit komorbid karena dinilai antibodinya perlu ditingkatkan.
"Booster kan 18 tahun ke atas. Pusat tentu sudah mengatur jatah dan menentukan per kabupaten/kota. Kalau kami cuma meneruskan permintaan kabupaten/kota dan realokasi saja," ujarnya.
Saat ini, selain vaksinasi dosis 1 dan 2, Pemprov Sulsel juga menggencarkan pelaksanaan vaksinasi bagi anak-anak usia 6-11 tahun yang terus dioptimalkan pelaksanaannya pada sekolah-sekolah dasar.
Dinkes mencatat hingga 18 Januari, capaian vaksinasi Sulsel pada dosis 1 yakni 75,74 persen dan dosis 2 46,97 persen dari total target sebanyak 7.058.141 orang.
Ikuti info dan berita lainnya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!