MAKASSAR - Pada perdagangan Jumat 29 Oktober, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melemah di zona merah. Aksi jual bakal menjadi pemicunya.
Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mencermati, investor asing mencatatkan net sell pertama sejak 4 Oktober 2021 pada perdagangan hari ini. Aksi jual selektif terjadi pada saham-saham energi, terutama produsen batubara di perdagangan.
BACA JUGA:
Sepengamatannya, pelemahan ini tidak terlepas dari dari lesunya harga komoditas batubara, sejalan dengan upaya pemerintah China untuk menekan laju kenaikan harga batubara dan antisipasi pelaksanaan KTT Perubahan Iklim COP26 di Glasgow, Inggris pada 1 dan 2 November 2021.
Mempertimbangkan hal-hal di atas, tekanan IHSG diperkirakan masih cukup besar di akhir pekan.
"Waspadai potensi pelemahan lanjutan di akhir pekan ini. IHSG diperkirakan akan memiliki level support di 6.450 dan resistance 6.650," kata Valdy.
Lebih lanjut ia menjelaskan, saham-saham yang berkaitan erat dengan pemulihan ekonomi dan konsumsi rumah tangga juga akan turut tertekan. Ini dipengaruhi oleh kekhawatiran dampak negatif lonjakan kasus baru harian COVID-19 di beberapa negara dalam beberapa hari terakhir.
Beberapa saham yang direkomendasikan
Untuk meredam potensi penularan, Pemerintah Indonesia pun melakukan upaya, salah satunya dengan menghapus cuti bersama Natal 2021 dan Tahun baru 2022. Sebagai informasi, secara historis, consumer confidence di Indonesia umumnya mencapai level tertinggi dalam setahun di bulan Desember.
Untuk perdagangan besok Jumat, Valdy menyarankan agar pelaku pasar jangan terlalu agresif. Adapun beberapa saham yang mempunyai peluang buy on support besok Jumat adalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bumi Serpng Damai Tbk (BSDE), dan PT Ciputra Development Tbk (CTRA).
Artikel ini pernah tayang sebelumnya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!