Ilmuwan Sebut Hiu Mempunyai 'GPS' untuk Mengarungi Lautan Ketika Migrasi Tahunan
Hiu Bonnethead. (aquariumofpacific.org/Robin Riggs)

Bagikan:

Makassar—Hiu diketahui sebagai salah satu hewan yang rutin melakukan migrasi tahunan, dengan menempuh jarak yang panjang dan sering kali melewati teluk yang kosong dan luas, tanpa ciri fisik untuk menandai jalan mereka.

Namun, setiap tahun pula hiu mampu melintasi rute yang sama untuk pulang dan pergi sesuai musim, mengetahui lokasi tujuan dan kepulangan yang sama setiap tahun, membuat ilmuwan bertanya-tanya akan kemampuan ini. 

Sekelompok tim peneliti dari Florida State University pun mencoba untuk memahami hal ini, dengan meneliti kebiasaan hiu bonnethead, sejenis hiu martil yang hidup di sepanjang pantai Amerika dan kembali ke muara yang sama setiap tahun.

"Ada hiu yang dapat menempuh jarak 20.000 kilometer dan berakhir di tempat yang sama," kata Bryan Keller, seorang peneliti di tim tersebut melansir Euronews.

Dengan menggunakan 20 hiu, para ilmuwan mengekspos hiu ini ke medan magnet yang mensimulasikan lokasi ratusan kilometer dari tempat mereka berada. Ketika bidang sintetis mendorong hiu untuk berpikir, mereka berada di selatan dari tempat mereka sebenarnya berada, mereka mulai berenang ke utara seolah-olah diminta oleh GPS.

Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui dengan tepat, bagaimana hiu menggunakan medan magnet ini untuk menentukan lokasi mereka. Dan cara untuk melihat, apakah hiu yang lebih besar berperilaku dengan cara yang sama.

Para ilmuwan di tim yakin mereka akan melakukannya. Menurut Keller, sangat tidak mungkin hiu tersebut berevolusi untuk merespons medan magnet dan hiu lain, beberapa di antaranya yang melakukan perjalanan lintas samudra tidak melakukannya.

Pelestarian hiu di habitat asli

Keller melanjutkan dengan mengatakan, bahwa penemuan mereka akan membantu pelestarian hiu-hiu di habitat aslinya, terhindari dari konflik dengan manusia dan kerusakan lingkungan.

Antara tahun 1970 dan 2018, sekitar 70 persen hiu dan pari laut menghilang, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan pada Januari 2021.

"50 tahun terakhir sangat menghancurkan populasi hiu global," terang rekan penulis studi Nathan Pacoureau. Hasil penelitian ini sendiri dituangkan dalam jurnal ilmiah 'Current Biology'.

Untuk diketahui, tingkat penangkapan ikan global meningkat dua kali lipat sejak 1950 dan banyak hiu terjebak dalam jaring. Yang lainnya diburu dengan sengaja.

Karena hiu berkembang biak dengan kecepatan yang lebih mirip dengan mamalia daripada ikan, populasi global tidak dapat mengimbanginya.

Karenanya, diperlukan pengetahuan yang lebih mendalam tentang pola migrasi hiu, untuk dapat membantu melindungi spesies ini dari kepunahan.

Artikel ini telah tayang sebelumnya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!