MAKASSAR - Psikolog klinis dari Universitas Indonesia Tara de Thouars, BA, M.Psi, Psi memberikan sejumlah kiat sederhana untuk menjaga suasana hati, mood, tetap positif selama berpuasa di tengah kondisi pandemi COVID-19, yang tentunya berbeda dari bulan Ramadhan tahun-tahun sebelumnya.
Menurut Tara, cara pertama yang harus dilakukan secara sadar adalah menerima keadaan di mana pandemi memang masih ada.
BACA JUGA:
"Menerima keadaan, jangan menyesali sesuatu yang tidak bisa diubah karena seluruh dunia tengah mengalaminya," kata Tara dalam jumpa pers daring, Senin 19 April.
"Menerima keadaan bukan berarti kita benar-benar pasrah. Hidup penuh dengan pilihan, coba lakukan sesuatu yang positif, yang bisa menaikkan mood kita lebih baik," ujarnya menambahkan.
Lebih lanjut, wanita yang menyelesaikan program double degree untuk gelar Bachelor of Art in Psychology dari University of Queensland dan Universitas Indonesia itu menjelaskan bahwa sesuatu yang sederhana pun bisa menyenangkan hati.
Misalnya saja memulai kembali hobi lama atau baru, berkumpul secara virtual dengan kerabat, hingga berbagi dengan sesama di bulan Ramadhan.
Berbagi, membantu, dan berbuat baik mengaktivasi mesolimbic system
Tara mengungkapkan bahwa secara keilmuan, berbagi, membantu atau berbuat baik kepada sesama akan mengaktivaksi mesolimbic system yang bertanggung jawab terhadap bagian reward di otak.
"Jadi, saat kita berbuat baik, otak akan mengeluarkan perasaan feel good dan happy. Sama seperti mendapatkan reward yang kemudian akan mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan baik berikutnya," kata dia.
Ketika disinggung mengenai kebutuhan akan interaksi tatap muka atau fisik, Tara tak menampik bahwa interaksi merupakan salah satu hal yang membuat manusia merasa bahagia. Namun, di masa pandemi ini, memang harus membatasi aktivitas fisik.
Ia kemudian memaparkan lima cara untuk menunjukkan rasa cinta dan berbagi kebahagiaan kepada sesama menurut Dr. Gary Chapman. Pertama adalah memberikan hadiah, lalu afirmasi berupa kata-kata positif, pujian, dan semangat.
Selanjutnya ada sentuhan fisik, servis atau bantuan ke orang lain, dan waktu berkualitas -- di masa pandemi, waktu berkualitas bisa dilakukan dengan berbicara secara virtual.
"Saya ingin mengingatkan bahwa happiness itu adalah sesuatu yang bisa kita wujudkan. Ketika kita merasa down, tidak bisa ngapa-ngapain dan rasanya ini tidak akan berubah, tapi selalu ada choice yang bisa kita buat, sesederhana me time, berbagi yang bisa dimulai untuk orang-orang terdekat kita," pungkasnya.
Ikuti berita dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI.id, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!