MAKASSAR - Tidak setiap orang senang dengan aktivitas berkelindan dengan teks, membaca. Jika Anda termasuk orang yang suka membaca, tentu akan memahami betapa asyiknya memasuki dunia dalam buku terutama karya-karya fiksi yang memanjakan imajinasi Anda.
Menurut studi dari University of Rochester, dilansir Byrdie, Minggu, 19 Juni, otak terbentuk sepenuhnya pada usia 25 tahun. Tetapi bisakah membaca membantu menjaga otak tetap sehat dan bugar? Murray Morrison, pakar pembelajaran dan pendiri Tassomai, mengatakan bahwa membaca berguna agar kognisi kita didokumentasikan dengan baik. Ini juga dikaitkan dengan fungsi kognitif, memori kerja, dan pemikiran tingkat tinggi seperti pemecahan masalah yang kreatif.
BACA JUGA:
Manfaat membaca
Sederhananya, membaca adalah sebuah upaya berkelanjutan dan bekerja secara lembut untuk membangun otak lebih sehat dibandingkan dengan hiburan yang pasif dalam televisi. Morrison menganalogikan, jika tayangan selesai dalam 90 menit, sebuah novel membutuhkan waktu berhari-hari hingga berminggu-minggu untuk menyelesaikannya. Dengan begitu, ingatan semakin terlatih dan secara tak sadar memberi kita waktu untuk merangsang imajinasi.
Manfaat kedua dari membaca diutarakan oleh Natalis Ramsden, pendiri klinik pengoptimalan otak SOFOS Associates di London. Jelasnya, ketika membaca hal-hal tertentu, bagian otak diaktifkan. Bagian otak yang aktif sama seperti kita melakukan hal-hal yang dibaca. Fiksi juga bertindak sebagai semacam simulator, sehingga otah dilatih membentuk sinapsis baru dan memperkuat sinapsis yang sudah ada.
Selanjutnya, profesor neurodaiologis, Dr. Emer MacSweeney, menjelskan bahwa membaca membuat otak tetap awet muda. Membaca juga memberi latihan mental yang penting dalam melindungi otak dan mengurangi risiko terkena Alzheimer. Dengan membaca, otak menerima pembelajaran agar bekerja optimal. Efeknya meningkatkan daya ingat dan kemampuan berpikir Anda.
Kegiatan membaca lebih menantang
MacSweeney menambahkan, membaca menantang secara neurobiologis daripada metode lain untuk mengumpulkan informasi, seperti berbicara atau mendengarkan. Ini membantu otak memproses informasi lebih efektif baik secara verbal maupun visual.
Tidak hanya itu, membaca juga merupakan latihan yang baik membantu Anda rileks, mengurangi stres, baik tubuh maupun pikiran. Membaca sebelum tidur adalah ide yang baik, ungkap MacSweeney. Sebab pada saat itu, tubuh lebih santai dan bersiap untuk tidur.
Ramsden menambahkan bahwa membaca dapat membantu menurunkan kadar kortisol, hormon stres terutama yang dapat mendatangkan malapetaka pada tubuh kita. Morrison melengkapi, bahwa kebiasaan membaca tidak hanya mencerahkan dan menginspirasi, tetapi juga benar-benar membuat hidup bahagia, seimbang, dan lebih berharga untuk dijalani.