Makassar—Kementerian Agama (Kemenag) memperbolehkan umat Islam menggelar kegiatan Salat Id berjamaah pada hari raya Idulfitri 1442 Hijriah. Hal ini merupakan salah satu poin dalam 'Surat Panduan Pelaksanaan Salat Idulfitri 1442 Hijriyah dalam Situasi Pandemi’.
Salah satu poinnya mengatur tentang salat Id di masjid dan lapangan terbuka dengan wajib berkoordinasi dengan Satgas Penanganan COVID-19 setempat.
BACA JUGA:
"Panitia Hari Besar Islam/Panitia Salat Idulfitri sebelum menggelar Salat Idulfitri di masjid dan lapangan terbuka wajib berkoordinasi dengan pemerintah daerah, Satgas Penanganan COVID-19, dan unsur keamanan setempat," demikian bunyi poin surat panduan yang diterbitkan pada Kamis, 6 Mei lalu.
"Untuk mengetahui informasi status zonasi dan menyiapkan tenaga pengawas agar standar protokol kesehatan COVID-19 dijalankan dengan baik, aman dan terkendali," tulisnya lagi
Dalam surat bernomor No SE 07 Tahun 2021 di Jakarta itu, pelaksanaan Salat Idulfitri boleh dilakukan di masjid maupun lapangan terbuka dengan catatan wilayahnya masuk dalam zona hijau dan kuning COVID-19.
Sedangkan bagi mereka yang tinggal di zona merah dan oranye agar dilakukan di rumah masing-masing, sejalan dengan fatwa Majelis Ulama Indonesia dan ormas-ormas Islam lainnya.
Berikut tata cara salat Idulfitri sendiri di rumah dilansir dari CNN:
Salat Idulfitri sendiri
Saat umat dalam keadaan sendiri karena tertahan tidak bisa mudik, MUI memberikan panduan salat seorang diri. Salat diawali dengan niat bacaan:
اُصَلِّى سُنَّةً عِيْدِ الْفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ للهِ تَعَالَى
Artinya: Aku sengaja niat salat sunah Idulfitri karena Allah SWT
Ketentuan salat Idulfitri seorang diri antara lain, melafalkan niat untuk beribadah sendiri, melaksanakan salat dengan bacaan pelan (sirr) dan tidak perlu ada khotbah.
Salat Idulfitri berjamaah
MUI memberikan panduan khusus bagi keluarga serumah yang akan melakukan salat secara berjamaah.
1. Sebelum salat, disunahkan untuk memperbanyak bacaan takbir, tahmid, dan tasbih.
2. Salat dimulai dengan menyeru "ash-shalâta jâmi'ah", tanpa azan dan iqamah.
3. Memulai dengan niat salat Idul Fitri, yang jika dilafalkan berbunyi: أُصَلِّي سُنَّةً لعِيْدِ اْلفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ (مَأْمُوْمًاإِمَامًا) لله تعالى
Artinya: "Aku berniat shalat sunah Idulfitri dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta'ala."4. Membaca takbiratul ihram (الله أكبر) sambil mengangkat kedua tangan.
5. Membaca doa iftitah.
6. Membaca takbir sebanyak 7 (tujuh) kali (di luar takbiratul ihram) dan di antara tiap takbir itu dianjurkan membaca:
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ
7. Membaca surah al-Fatihah, diteruskan membaca surat yang pendek dari Alquran.
8. Ruku', sujud, duduk di antara dua sujud, dan seterusnya hingga berdiri lagi seperti salat biasa.
9. Pada rakaat kedua sebelum membaca al-Fatihah, disunahkan takbir sebanyak 5 (lima) kali sambil mengangkat tangan, di luar takbir saat berdiri (takbir qiyam), dan di antara tiap takbir disunahkan membaca:
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ
10. Membaca Surah al-Fatihah, diteruskan membaca surat yang pendek dari Alquran.
11. Ruku', sujud, dan seterusnya hingga salam.
12. Setelah salam, disunahkan mendengarkan khotbah Idulfitri.
Khotbah bisa dilaksanakan dengan syarat terdapat empat orang jemaah dengan tiga makmum maka, khatib melaksanakan khotbah. Ini berlaku jika ada anggota keluarga yang bisa khotbah.
Akan tetapi, jika jemaah kurang dari empat orang atau tidak ada yang memiliki kemampuan khotbah maka, salat Id boleh dilakukan berjamaah tanpa khotbah.
Berikut panduan khotbah Idulfitri:
1. Khotbah Idulfitri hukumnya sunah yang merupakan kesempurnaan salat Idulfitri.
2. Khotbah Idulfitri dilaksanakan dengan dua khotbah, dilaksanakan dengan berdiri dan di antara keduanya dipisahkan dengan duduk sejenak.
3. Khotbah pertama dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Membaca takbir sebanyak sembilan kali b. Memuji Allah dengan sekurang-kurangnya membaca: الحمد هلل c. Membaca salawat Nabi SAW, antara lain dengan membaca: اللهم صل على سيدنا محمد d. Berwasiat tentang takwa e. Membaca ayat Alquran
4. Khotbah kedua dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Membaca takbir sebanyak tujuh kali b. Memuji Allah dengan sekurang-kurangnya membaca: الحمد هلل c. Membaca salawat Nabi SAW, antara lain dengan membaca: اللهم صل على سيدنا محمد d. Berwasiat tentang takwa e. Mendoakan kaum Muslimin.
Artikel ini pernah tayang di VOI.id, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!