MAKASSAR - Tak cukup pada Delta, varian baru COVID-19 yang disebut sebagai Omicron pun muncul, menyebabkan ketidakpastian dan kecemasan berkepanjangan bagi sebagian orang.
“Munculnya varian Omicron dapat menyebabkan kecemasan dan ketakutan di antara orang-orang. Ketidakpastian tentang masa kini dan masa depan dapat memengaruhi mekanisme koping (mengatasi masalah) seseorang,” jelas psikolog dari Dharamshila Narayana Superspeciailty Hospital, New Delhi, Dr Neha Dutt seperti dikutip dari Indian Express, Senin 06 Desember.
BACA JUGA:
Psikiater dari Narayana Superspeciality, Hospital, Gurugram Dr. Rahul Rai Kakkar, menyebutkan setiap transformasi baru yang tidak terduga dalam situasi atau lingkungan membawa ketidaknyamanan dan memengaruhi pola perilaku seseorang.
"Ini mungkin mencerminkan peningkatan stres, lekas marah, penyalahgunaan zat, masalah kecemasan, pola tidur yang terganggu dan lainnya," ujar dia dikutip dari ANTARA.
Oleh karena itu, sangat penting untuk menjauhkan pikiran negatif, kecemasan, dan masalah kesehatan mental lainnya dari diri kita. Anda disarankan membuat diri Anda terlibat dengan pekerjaan, rekreasi, hobi, secara lebih bermakna. Anda juga disarankan untuk tetap terhubung dengan keluarga dan teman pada saat yang sama dalam rangka menjaga semua tindakan pencegahan yang diperlukan.
Jika Anda merasa cemas dengan semua perkembangan terkait varian Omicron, berikut tips dari Kakkar:
-
Pengaturan tidur
Pertahankan waktu yang tetap untuk tidur dan bangun, hindari tidur siang, hindari asupan kafein setelah jam 17.00, hentikan paparan layar atau penggunaan telepon menjelang tidur, sebaiknya jangan makan makanan berat di malam hari dan jangan minum air sebelum tidur.
-
Manajemen waktu
Tetapkan tujuan yang cerdas, duat daftar tugas, tetapkan tenggat waktu, prioritaskan tugas Anda, ambil istirahat terkontrol dan latih sebuah rutinitas.
-
Pengalihan
Alihkan diri Anda saat Anda sangat stres. Misalnya, hitung mundur dari 20 hingga 10, mencari tahu cara mengurangi gangguan saat Anda melakukan pekerjaan dengan konsentrasi tinggi, coba lakukan latihan fisik secara rutin dan sebisa mungkin membatasi paparan berita.
Anda bisa membatasi membaca berita untuk pembaruan, maksimal dua kali sehari.
“Terkadang, sulit untuk keluar dari lingkaran proses berpikir Anda sendiri, oleh karena itu disarankan untuk mengambil bantuan profesional. Mengalami masalah kesehatan mental bukanlah tanda kelemahan, mintalah bantuan. Itu adalah tanda kekuatan," demikian saran Kakkar.
Artikel ini pernah tayang sebelumnya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!