Penting Bagi Orang Tua, Berikut Permainan Ideal untuk Anak Aktif
Permainan Anak (Foto: Pixabay)

Bagikan:

Makassar—Setiap anak mempunyai pola aktivitas yang berbeda. Psikolog klinis dan keluarga dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Pritta Tyas Mangestuti menjelaskan bahwa permainan ideal untuk anak yaitu yang bersifat aktif, baik secara fisik ataupun motorik.

Pritta menjelaskan inti penting dari bermain adalah membuat anak bergerak secara fisik dan aktif untuk berpikir. Sebaiknya hindari obyek atau mainan yang lebih aktif dan menjadikan anak pasif.

"Jadi permainan yang ideal adalah yang membuat anak aktif, bukan malah mainannya yang aktif anaknya pasif. Bermain itu melibatkan fisiknya dia, berpikir dan bergerak," ujar Pritta dikutip dari ANTARA.

Orang tua perlu untuk memiliki sudut pandang seperti anak-anak jika ingin membuat anak dapat mengekspresikan emosi dan imajinasinya. Jika tidak, orangtua dan anak akan kesulitan untuk melakukan permainan bersama.

"Orangtua kadang tidak bisa melihat artinya mainan buat anak. Kayak misalnya dia melompat-lompat atau menirukan suara tertentu, orangtua yang tidak mau mengerti akan bilang ngapain sih," kata Pritta.

"Gerakan-gerakan ini sangat berarti buat dia. Terus bermain ini kalau semakin sederhana alatnya, bisa menstimulasi anak untuk membuat imajinasinya dia menjadi nyata jadi simbol buat dia, ada kan anak yang suka main dengan peralatan dapur," imbuhnya.

Disesuaikan tahap perkembangannya

Lebih jauh Pritta menjelaskan bahwa ide bermain dengan anak dapat disesuaikan berdasarkan tahap perkembangannya. Yang terpenting, orangtua harus membiarkan anak untuk memilih permainan.

Selain itu, sebisa mungkin orangtua juga tidak memaksakan anak harus bermain dengan mainan tertentu karena sedang tren atau ingin membuat si kecil menguasai bakat tertentu.

"Untuk menentukan ide bermain adalah amati dulu anaknya, jangan terlalu banyak memasukkan agenda kita nanti jadi belajar bukan bermain. Kalau dia lagi ingin role play ya kita ikuti, kalau dia senang lari-lari berarti kebutuhannya ingin lebih banyak gerak," kata Pritta.

Menurut Pritta, orangtua juga harus menikmati momen saat bermain dengan anak. Jika orangtua acuh tidak acuh bermain, maka anak pun akan merasa bahwa bermain bukanlah sebuah hal yang menarik.

"Kalau main sama anak nikmati saja prosesnya, jangan diagendakan harus ini harus itu. Bermain adalah inisiatif dari anaknya," ujar Pritta.

Artikel ini pernah tayang sebelumnya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!