Erick Thohir Tegaskan Anak Muda Berpotensi Duduki Posisi Puncak dalam Bisnis Pemerintah
Menteri BUMN Erick Thohir. (Foto: Tangkap layar Youtube Kementerian BUMN)

Bagikan:

MAKASSAR - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyatakan dengan tegas bahwa pihaknya mendorong kalangan muda yang mempunyai kompetensi untuk menduduki posisi puncak dalam entitas bisnis pemerintah.

“Kita sudah buktikan, dua wamen (wakil menteri) saya lebih muda dari saya. Ini merupakan bukti keberpihakan pada sumber daya manusia ,” ujarnya dalam webinar BUMN Muda yang digelar pada Rabu, 25 Agustus.

Menurut Erick sejumlah kursi penting di BUMN juga kini banyak diisi oleh generasi yang lebih muda. Bahkan dirinya memiliki target tertentu untuk memastikan hal tersebut.

“Saya tidak segan-segan untuk mengingatkan bahwa kita punya target tahun ini, yaitu kepemimpinan muda harus 5 persen tahun ini. Tetapi laporan terakhir menyebutkan baru 4 persen,” tuturnya.

Erick menambahkan, dirinya tidak hanya ingin memastikan bahwa anak muda bisa mengisi pos penting di entitas BUMN. Lebih dari itu, dia ingin mewujudkan pula kesetaraan gender bisa ikut memberikan warna di perusahaan negara.

“Untuk kesetaraan gender terakhir baru 12 persen setelah sempat dilaporkan kepada saya sudah 14 persen. Padahal ini sudah Agustus, kita hanya punya waktu empat bulan untuk merealisasikan hal tersebut,” katanya.

Tak ingin memaksakan target

Meski demikian, bos Mahaka itu menegaskan tidak ingin memaksakan target tersebut mengingat aspek kepemimpinan cukup krusial dalam sebuah lembaga usaha.

“Saya hanya mendorong individu untuk mencapai target bersama, karena memilih pemimpin adalah tonggak yang penting untuk sebuah korporasi. Jika salah memilih ini dapat menjadi ‘snowball’ yang berdampak ke arah yang tidak baik,” tegasnya.

Untuk diketahui, Erick Thohir yang memimpin Kementerian BUMN memiliki sekitar 88 target tertentu yang harus dicapai dalam kurun waktu dua tahun mendatang.

“Sampai 2023 kita harus bisa mencapai 88 target, belum lagi kita juga punya agenda untuk merubah CSR (corporate social responsibility) untuk lebih fokus pada pendidikan. Lalu yang kedua adalah tetap concern pada lingkungan hijau, serta keberpihakan pada UMKM,” jelasnya.

“Ini semua bukan lip service, dan ini juga bukan sesuatu yang baru. Kita sebagai leader ingin memastikan itu semua terimplementasi,” tutup Erick.

Artikel ini pernah tayang sebelumnya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!