PKK Sulsel Jalin Kerja Sama dengan UNICEF Indonesia untuk Perkuat Program Gizi Balita
Plt Ketua PKK Sulawesi Selatan Naoemi Octarina (berdiri). (ANTARA)

Bagikan:

MAKASSAR - Bersama UNICEF Indonesia, Tim Penggerak PKK Sulawesi Selatan saling memperkuat program gizi balita yang masuk dalam 10 program PKK.

Plt Ketua PKK Sulsel Naoemi Octarina menjelaskan, pihaknya fokus pada penanganan gizi buruk anak-anak, selanjutnya bagaimana menurunkan angka stunting di Sulsel.

"Kami dari PKK sudah melakukan rakor dan sosialisasi untuk menyamakan persepsi mengenai stunting dan gizi buruk, sehingga deteksi dini dilakukan dengan tepat," katanya dalam rapat koordinasi secara virtual bersama Jenewa Madani Indonesia selaku mitra UNICEF Indonesia, Senin 04 Oktober.

PKK Sulsel juga jalin kerja sama dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Perhimpunan Dokter Obgyn Indonesia (PDOI). Sehingga, untuk penanganan stunting dan gizi buruk ini bisa dilaksanakan sejak ibu dalam kondisi hamil.

"Melibatkan dokter obgyn ini penting, agar ibu hamil bisa dipantau sehingga melahirkan bayi dalam kondisi normal," imbuhnya.

Terkait kasus gizi buruk, isteri Andi Sudirman ini menuturkan, ada sejumlah kasus di mana para orang tua tidak mengenali jika anaknya mengidap gizi buruk. Ia juga mengaku prihatin dengan anak-anak yang mengidap hidrosepalus, sekaligus gizi buruk.

"Kami harap, ke depan ada dukungan dari UNICEF dan Jenewa Madani Indonesia agar kita bersama-sama fokus penanganan stunting dan gizi buruk ini," harapnya.

Siklus harus diputus dari setiap kelompok usia

Sementara, Nutricion Officer UNICEF Indonesia, Nike Frans, memaparkan penguatan program gizi di Provinsi Sulsel yang dilaksanakan UNICEF bersama Jenewa Madani Indonesia. Ia menegaskan, siklus mata rantai kekurangan gizi harus diputus dari setiap kelompok umur.

Menurut Nike, ada delapan intervensi gizi spesifik yang dilaksanakan. Antara lain, pemberian TTD pada remaja putri, pemberian TTD pada ibu hamil, pemberian PMT pada ibu hamil KEK, pemberian asi ekslusif, PMBA, penilaian pertumbuhan, manajemen anak gizi buruk, dan manajemen anak kurang gizi.

"Ada empat program utama program gizi UNICEF dan Jenewa Mada Indonesia. Yakni stunting dan masalah gizi balita, pencegahan dan penanganan gizi buruk atau wasting, gizi remaja dan gizi ibu, hingga gizi bencana," urai Nike.

Ia pun berharap, PKK menyatakan dukungan dalam menyukseskan program gizi spesifik. Mulai dari penguatan skrining dan rujukan, program gizi remaja dalam hal TTD rematri dan pendidikan gizi, kampanye ASI dan MP ASI, serta program gizi lainnya.

Ikuti info dan berita lainnya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!