MAKASSAR - Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kota Makassar, Sulawesi Selatan mendorong percepatan penurunan angka kekerdilan dan pelaksanaan program bebas Tuberkulosis (TBC) di daerah tersebut.
"Penurunan angka 'stunting' (kekerdilan) menjadi salah satu prioritas dari TP PKK Kota Makassar karena memengaruhi kualitas generasi penerus bangsa," ujar Ketua TP-PKK Kota Makassar Indira Jusuf Ismail dalam sosialisasi pedoman penyelenggaraan gerakan PKK di Makassar, Rabu 08 Desember.
Edukasi untuk masyarakat
Beberapa kegiatan TP PKK Kota Makassar diselenggarakan untuk mengedukasi masyarakat tentang hal-hal yang harus dilakukan agar kelahiran bayi dengan risiko kekerdilan dapat terhindarkan.
Selain itu, pendampingan juga dilakukan untuk ibu hamil serta anak-anak yang telah terlahir tengkes dengan pemberian makanan sehat secara teratur.
Hal lain yang menjadi perhatian TP PKK Kota Makassar, yaitu upaya membebaskan Makassar dari Tuberkulosis.
"Penderita Tuberkulosis di Kota Makassar cukup tinggi dan ini sangat memprihatinkan. Untuk itu TP PKK Kota Makassar mengajak seluruh 'stakeholder' (pemangku kepentingan) agar secara bersama memperhatikan hal tersebut," jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga memaparkan mengenai perencanaan pencanangan Lorong Wisata di setiap kecamatan.
"Lorong Wisata PKK ditujukan untuk menarik wisatawan, di mana lorong tersebut mencakup 10 program pokok PKK ditambah dengan program seni budaya," katanya.
BACA JUGA:
Tingkatkan pendapatan masyarakat serta UMKM
Keberadaan Lorong Wisata PKK diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat serta UMKM di setiap kecamatan.
Dalam sosialisasi ini hadir pula ketua TP PKK kabupaten/kota se-Sulawesi Selatan yang mempresentasikan pedoman penyelenggaraan Gerakan PKK di masing-masing kabupaten/kota, disaksikan langsung oleh Pelaksana Tugas Ketua TP PKK Sulsel Naoemi Octarina.
Sebelumnya, Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto menargetkan angka kekerdilan di daerahnya menjadi nol pada 2024.
Dia optimistis target tersebut bisa didapatkan karena angka kasus kekerdilan saat ini lebih rendah daripada angka nasional.
"'Stunting'merupakan kondisi anak gagal tumbuh akibat kurang asupan gizi. Hingga saat ini, angka 'stunting' di Kota Makassar mencapai 8,37 persen sedangkan angka 'stunting' nasional lebih tinggi yaitu 14 persen," ucapnya.
Ikuti info dan berita lainnya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!