Terjebak di Gunung Amonggedo Sultra, Basarnas Berhasil Evakuasi 36 Mahasiswa dengan Lewati Tiga Aliran Sungai
Basarnas berhasil evakuasi puluhan mahasiswa terjebak di gunung Konawe dini hari tadi (ANTARA/HO)

Bagikan:

MAKASSAR - Tim gabungan Basarnas Kendari berhasil mengevakuasi puluhan mahasiswa yang terjebak setelah menjalankan pengibaran Merah Putih di Gunung Amonggedo, Desa Ulu Benua, Kecamatan Amonggedo, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra).

Kepala Basarnas Kendari Aris Sofingi menjelaskan, para korban dievakuasi saat akan melewati aliran sungai kedua sekitar pukul 01.21 Wita.

"Pada pukul 01.21 Wita korban berhasil diketemukan pada saat akan menyeberangi aliran sungai yang kedua dimana kondisi arus sudah memungkinkan untuk dilalui," kata Aris di Kendari, Antara, Rabu, 18 Agustus.

Sebelumnya Basarnas Kendari menyampaikan, sekitar 30 orang mahasiswa pecinta alam terjebak di Gunung Amonggedo saat kembali usai melakukan pengibaran Merah Putih. 

Namun, setelah dievakuasi dan dilakukan pendataan, jumlah korban tercatat sebanyak 36 orang. Mereka tergabung dalam Komunitas Pencinta Alam Sampara (Kompas) yang sebagian besar berstatus mahasiswa.

"Seluruh korban yang berjumlah 36 orang berhasil dievakuasi dan tiba di posko bendungan Ulubenua dalam keadaan selamat," katanya.

Tim Basarnas Kendari sebelumnya berada di daerah Amonggedo pada pukul 21.50 Wita dan melakukan koordinasi dengan unsur terlibat yakni Koramil Wawotobi, Polsek Pondidaha, BPBD Konawe, KPA Kompas Pencinta Alam Sampara dan masyarakat setempat melakukan penilaian (assesment) jalur evakuasi.

Jalur evakuasi lewati tiga aliran sungai

Setelah melakukan penilaian lokasi sampai pukul 00.06 Wita, Tim SAR gabungan memutuskan penjemputan dilaksanakan pagi hari Rabu tadi sekitar pukul 06.00 Wita mengingat kondisi jalur evakuasi yang tidak memungkinkan untuk memaksakan melewati tiga aliran sungai.

Namun, karena para korban ternyata telah berusaha kembali dan hendak melewati aliran sungai kedua, tim SAR gabungan lalu bergerak cepat membantu para pecinta alam itu.

Para korban dilaporkan berada di lokasi itu sejak 16 Agustus 2021 untuk melaksanakan pengibaran bendera pada 17 Agustus 2021. Namun, setelah menyelenggarakan pengibaran dan penurunan bendera, para mahasiswa tersebut tidak dapat kembali pulang karena curah hujan yang tinggi sehingga aliran sungai meluap disertai arus yang deras.

"Evakuasi para korban berhasil dalam kondisi aman, maka operasi SAR dinyatakan selesai dan ditutup, seluruh unsur yang terlibat di lapangan dikembalikan ke kesatuannya masing-masing," kata Aris Sofingi.

Artikel ini pernah tayang sebelumnya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!