Antisipasi COVID-19, Pemerintah Ajak Dokter Diaspora Pulang ke Tanah Air untuk Berkontribusi
Ilustrasi (Pixabay)

Bagikan:

MAKASSAR - Menyediakan tenaga kesehatan seperti dokter di tengah pandemi COVID-19 di Tanah Air adalah salah satu pekerjaan rumah pemerintah. Sehingga, pemerintah melaksanakan berbagai cara termasuk memanggil dokter diaspora untuk memberi kontribusi bagi Tanah Air.

"Selain dokter di dalam negeri dibuka juga kesempatan untuk dokter diaspora yang ingin mengabdi," kata Dedy seperti dikutip dari keterangan tertulis Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Senin, 12 Juli.

"Untuk itu, bagi warga diaspora di seluruh dunia, Indonesia memanggil bakti dan sumbangsih. Anda sesama saudara sebangsa kami nantikan," imbuhnya.

Tak hanya itu, Dedy menyebut Koordinator Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Luhut Binsar Pandjaitan ingin melibatkan mahasiswa tingkat akhir dalam penanganan pandemi COVID-19. 

"Terkait tenaga kesehatan, koordinator PPKM Darurat Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi telah berkoordinasi dengan Menteri Pendidikan Kebudayaan dan Ristek untuk pelibatan mahasiswa tingkat akhir," ujarnya.

Koordinasi PPKM Darurat telah dilaksanakan

Lebih lanjut, Dedy mengatakan rapat koordinasi PPKM Darurat antara Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kapuskes TNI, dan Kapusdokes Polri dalam mencermati peningkatan kasus COVID-19 demi melakukan antisipasi juga telah dilaksanakan.

Selain itu, dia juga menjelaskan pemerintah juga telah melaksanakan berbagai upaya untuk meningkatkan perawatan pasien COVID-19. Misalnya, melaksanakan konversi tempat tidur untuk pasien COVID-19.

Dalam upaya konversi ini, nantinya Kementerian PUPR yang akan membantu pelaksanaannya sehingga konversi bisa dilakukan dengan segera. 

"Pemerintah menargetkan konversi tempat tidur rumah sakit untuk pasien COVID-19 sebesar 40 persen," ujar Dedy.

Berikutnya, pemerintah turut memanfaatkan sejumlah sarana untuk dijadikan rumah sakit darurat. Hal ini disebabkan terjadinya penambahan kasus COVID-19 secara signifikan belakangan ini.

"Sarana seperti rusun, wisma, asrama haji, dan asrama TNI/Polri (diubah, red) untuk menjadi rumah sakit lapangan atau rumah sakit darurat," pungkasnya.

Artikel ini pernah tayang sebelumnya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!