MAKASSAR - Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) mencatat angka kebakaran yang terjadi di pasar pada tahun ini semakin tinggi. Tercatat, ada puluhan kejadian kebakaran sejak awal tahun.
"Dari kurung waktu 2021 terdapat 78 kasus kebakaran pasar yang ada di indonesia," jelas Ketua Bidang Keamanan dan Kebakaran Pasar DPP Antoni Adje falam keterangannya, Senin, 28 Juni.
BACA JUGA:
Pada bulan Januari, ada ada 9 kasus kebakaran. Kebakaran paling parah pada bulan Januari berada di pamanukan subang yang menghanguskan 250 ruko kios.
Pada bulan Februari, terdapat 11 pasar terbakar. "Yang menyedihkan, kebakaran di Pasar Citra Mas Loktuan, Bontang, Kalimantan Timur mengakibatkan 500 kios terbakar dan 1 orang meninggal dunia," ujar dia.
Kebakaran Tertinggi Terdapat di Banjarnegara
Pada bulan Maret, terdapat 12 kasus dengan kerugian kebakaran tertinggi terdapat di Kota Banjarnegara, yakni sekitar 1.610 kios dan los ludes. Selain itu, di Pasar Campur Datar, Tulung Agung, Jawa Timur terdapat 372 los dan 3 kios hangus.
Bulan april terdapat 17 pasar terbakar dan kerugian tertinggi berada di Pasar Minggu blok C, Jakarta Selatan yang mengakibatkan 388 kios ludes terbakar.
Bulan Mei, terdapat 17 pasar hangus terbakar. Kerugian tertinggi ada di Pasar Simpol Luwuk, Banggai, Sulawesi Tengah dengan jumlah 200 los dan 66 ruko terbakar habis.
Bulan juni, terdapat 12 pasar kebakaran dan tertinggi terjadi di Pasar Impres Kota Pinang Labuhan Batu Selatan, Sumatera Utara yang meludeskan 296 kios.
Lalu, kebakaran di Pasar Blahbatu, Gianyar, Bali menghanguskan 602 kios hangus terbakar. Kemudian, kebakaran baru-baru ini terjadi di Pasar Leles, Garut, Jawa Barat terdapat 412 kios terbakar pada 20 Juni lalu.
Karenanya, Antoni meminta kepada seluruh pemerintah daerah dan pemerintah pusat untuk menguatkan regulasi agar kebakaran dapat di hindari.
"Di masa krisis pandemi COVID-19, ekonomi sedang turun maka kita hindari musibah kebakaran yang ada di pasar pasar Indonesia. IKAPPI sendiri sedang merancang program kerja sama dengan semua pemerintah daerah, dalam rangka menjaga agar pasar bisa terjaga dan tidak terbakar karena kerugian yang di alami pedagang cukup besar," jelas Antoni.
Artikel ini pernah tayang sebelumnya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!