Kelompok Tani Ungkapkan Harga Komoditi Andalan di Sulsel Cenderung Stagnan
Ilustrasi pengembangan komoditi rumput laut yang menjadi salah satu komoditi andalan Sulsel yang potensial di pasar mancanegara. ANTARA Foto/ Suriani Mappong

Bagikan:

MAKASSAR - Kelompok tani mengungkapkan harga beberapa komoditi andalan di Sulawesi Selatan seperti rumput laut, lada dan kakao masih cenderung stagnan.

Ketua Kelompok Tani Sejahtera Syamsuddin di Sinjai Borong, Kabupaten Sinjai, Sulsel, mengemukakan hal itu, pada Kamis 03 Juni.

Menurut dia, untuk komoditi rumput laut jenis Cottoni yang banyak dikembangkan di wilayah pesisir Sinjai, harganya relatif stagnan atau tetap yakni Rp13 ribu per kilogram.

Sementara lada hitam yang dikembangkan di wilayah pegunungan Sinjai, rata-rata dijual Rp53 ribu per kg di tingkat petani.

Harga kakao cenderung stabil

Untuk harga kakao juga harganya cenderung stabil yakni Rp28 ribu per kg pada masa pandemi COVID-19. Harga ketiga komoditi tersebut sempat anjlok pada awal pandemi COVID-19, karena tidak adanya pengiriman ke pasar mancanegara.

Hal itu dibenarkan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulsel Ashari Fakhsirie Radjamilo.

Menurut dia, pandemi COVID-19 memang sempat membuat harga komoditi andalan Sulsel turut anjlok karena tidak adanya akses pasar ke luar negerisebagai dampak dari pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

"Namun setelah masa penerapan kebiasaan baru atau new normal, maka secara perlahan-lahan sudah ada kebangkitan ekonomi yang ditandai dengan membaiknya harga sejumlah komoditi ekspor," katanya.

Ikuti info dan berita lainnya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!