MAKASSAR - Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Selatan menerjunkan 3.200 personel untuk penyekatan perbatasan beberapa daerah menjelang Idul Fitri 1442 Hijriah.
Kapolda Sulsel Irjen Pol Merdisyam di Makassar, Selasa 04 Mei, menyampaikan personel tersebut juga akan menggelar Operasi Ketupat pada hari H atau Idul Fitri berdasarkan ketetapan Mabes Polri.
BACA JUGA:
"Pada beberapa titik kita juga melakukan penyekatan bersama seluruh jajaran dari TNI dan pemerintah daerah, nanti ini kita akan kembali bicarakan," katanya.
Penyekatan tersebut akan berlangsung sejak 6 hingga 17 Mei 2021.
Ia menjelaskan telah ada instruksi dari Presiden bahwa tidak ada mudik kecuali perjalanan dinas serta masyarakat yang kesehariaannya mengantar barang dan jasa dengna moda transportasi dan sebagainya.
Mengenai penyekatan arus mudik di Sulsel, Irjen Pol Mardisyam juga menyebut bahwa akan membangun posko jaga di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, seperti yang telah dilakukan di perbatasan Kabupaten Jeneponto dan Bone serta beberapa daerah lainnya.
"Kita juga akan perketat di bandara, insyaallah kita akan bangun posko di sana. Sama dengan perbatasan Jeneponto juga sudah ketat sekali, termasuk Bone juga sudah saya cek dan kita perketat semua," katanya.
Tidak hanya pihak kepolisian
Meski begitu, ia menyebutkan pengawasan tersebut tidak hanya dari pihak kepolisian tetapi melibatkan pula para pengelola dengan tim pos stationer meliputi unsur TNI, Polri, dan pemda.
"Kita sesuaikan nanti dengan daerah masing-masing, pasti ada tim gabungan. Soal mudik, pokoknya Lebaran di daerahnya sendiri, pilihannya memang berat tetapi ini untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19," katanya.
Dalam menjaga penyebaran COVID-19, pemerintah dan seluruh unsur terkait tidak boleh lengah karena adanya lagi COVID-19 varian baru yang telah menyebar di India.
Dalam mengantisipasi penyebarannya, katanya, juga dilakukan pembatasan pengunjung pada setiap pusat perbelanjaan agar masyarakat tetap mampu menjaga protokol kesehatan, salah satunya dengan rekayasa jalan terhadap akses masuk pengunjung.
"Pokoknya tidak boleh lengah karena ada virus baru yang lebih ganas. Makanya pada akses masuk pengunjung terhadap tempat-tempat keramaian nantinya kita akan mengontrol hanya 50 persen, jika sudah mau lebih nanti kita alihkan agar tidak boleh masuk," jelasnya.
Ikuti info-info lainnya di VOI.id, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!