SULAWESI SELATAN – Kasus proyek pengadaan sapi di Dinas Peternakan Aceh menemui titik terang. Polisi akan segera menetapkan tersangka setelah Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) melakukan audit.
Berdasarkan hasil audit BPKP ditemukan jumlah kerugian negara dalam pengadaan sapi di Dinas Peternakan Aceh tersebut sejumlah Rp3,4 miliar.
BACA JUGA:
Perkara Sudah Ditingkatkan dari Penyelidikan ke Penyidikan
"Penyidik menunggu hasil penghitungan kerugian negara. Jika kerugian negara sudah diketahui, maka akan dilanjutkan dengan penetapan tersangka," papar Kepala Bidang Humas Polda Aceh, Kombes Winardy di Banda Aceh, dilansir dari Antara, Rabu, 10 Februari.
Winardy menjelaskan apabila penanganan perkara pengadaan sapi sudah ditingkatkan dari penyelidikan ke penyidikan. Tetapi, penyidik belum menetapkan siapa saja tersangka dalam tindak pidana korupsi tersebut.
"Nanti, penyidik akan melakukan gelar perkara penetapan tersangkanya. Gelar perkara itu tentu setelah diketahui berapa kerugian negaranya. Untuk mengetahui kerugian negara, maka dilakukan pemeriksaan oleh lembaga audit negara yakni BPKP," bebernya.
Perlu diketahui, pengadaan sapi di Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan Aceh dianggarkan pada tahun anggaran 2017. Yang mencurigakan adalah jumlah anggarannya melebihi angka Rp3,4 miliar.
Kasus pengadaan sapi di unit pelaksana teknis daerah (UPTD) Dinas Peternakan Aceh mencuat ke publik sejak bulan Juni 2020 lalu. Ketika itu ditemukan kecurigaan ketika ratusan sapi hasil pengadaan dalam kondisi kurus.
Sebelumnya, Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Aceh Kombes Margiyanta menyebut penyidik sudah memeriksa dan meminta keterangan dari pihak-pihak yang terkait di antaranya rekanan pengadaan, penyedia jasa, panitia pengadaan, dan lainnya.
Margiyanta menjelaskan penyelidikan kasus tak hanya di lingkup Aceh, namun juga di sejumlah tempat di Pulau Jawa, lokasi di mana sapi tersebut didatangkan.
"Penyidik juga ke Bekasi, meminta keterangan penyuplai dan petugas kesehatan hewan. Sebab, sapi tersebut didatangkan dari Bekasi," jelas Margiyanta.
Tim penyidik Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Aceh juga bergerak ke wilayah lainnya yaitu Banyuwangi, Jawa Timur, untuk menelusuri asal sapi-sapi tersebut.
"Tim penyidik ke Banyuwangi menggali informasi dengan memintai keterangan sejumlah pihak terkait pengadaan sapi tersebut. Kami menegaskan penyelidikan kasus ini terus berlanjut," imbuhnya.
Selain kasus proyek pengadaan sapi di Dinas Peternakan Aceh, ikuti berita dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!