MAKASSAR - Pegiat media sosial Denny Siregar memuji kebijakan Soeharto ketika masih menjabat sebagai Presiden ke-2 Indonesia yang menetapkan larangan bagi masyarakat sipil memiliki senjata api.
Menurutnya, jika tidak ada kebijakan itu di Tanah Air, maka warga berkesempatan atas kepemilikan senjata api.
BACA JUGA:
Pujian Deny berawal ketika mengunggah kabar insiden penembakan di sekolah dasar (SD) Robb di South Texas, Amerika Serikat, yang terjadi kemarin. Dalam peristiwa berdarah itu, 21 orang tewas, 19 di antaranya anak-anak.
"Gila ya Amerika. Belum sebulan kasus penembakan rasial di supermarket, sudah ada lagi kasus baru," komen Denny dalam akun Twitternya, @Dennysiregar7, Rabu 25 Mei.
Denny lantas menyoroti kebijakan kepemilikan senjata api ilegal di negara Paman Sam dengan di Indonesia. Seandainya saja tidak ada jasa Soeharto, kata dia, masyarakat di Tanah Air dapat merasakan teror penembakan di sejumlah tempat-tempat umum yang dilakukan oleh warga sipil seperti peristiwa di Texas kemarin.
"Salah satu peninggalan Soeharto yang terbaik sampai sekarang adalah senjata api dilarang keras dimiliki warga sipil," ujarnya.
Masyarakat Indonesia belum punya kecerdasan emosi yang kuat
Menurut Denny, banyak masyarakat Indonesia masih belum memiliki karakteristik mental kuat sehingga kecerdasan emosinya terbilang rendah. Maka dari itu, lanjut dia, akan mengakibatkan hal buruk jika diberikan hak mempunyai senjata api.
"Kebayang dengan mental yang rapuh gini, sipil pegang senjata api. Kita bisa lebih parah dari Amerika," tandasnya.
Insiden penembakan kemarin dengan tersangka seorang remaja putra yang juga tewas bukan pertama kali terjadi di SD Robb Texas. Sepanjang 2022 hingga Rabu 25 Mei, CNN Internasional mencatat, terdapat 38 insiden penembakan di sekolah hingga universitas di AS.
Artikel ini pernah tayang sebelumnya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!
Ikuti artikel dan berita Sulsel terkini, klik link berikut untuk update info terbaru.