MAKASSAR - Anggota Fraksi Gerindra DPRD DKI Jakarta Syarif mengaku tak sepakat jika Jakarta International Stadium (JIS) dimanfaatkan kelompok buruh untuk menjalankan aksi May Day atau Hari Buruh.
"Kalau ajang unjuk rasa, enggak bisa. Enggak diperkenankan. Saya rasa tempatnya bukan di JIS. Yang disasar apa di sana? Kan enggak ada," kata Syarif saat dihubungi, Jumat, 22 April.
Syarif menyebut, saat ini JIS baru menyelenggarakan soft launching. Dalam artian, pengoperasian stadion bertaraf internasional itu belum dapat dijalankan dengan sempurna. Mengingat, masih ada perbaikan minor dan pembersihan yang harus dilakukan pada sarana yang ada.
"Kan kita sama-sama tahu, JIS belum bersih 100 persen. Masih ada bekas-bekas material, cat, debu. Belum bisa itu," ungkap Syarif.
Pemprov DKI akan kerepotan atur lalu lintas dan keamanan
Lagipula, Syarif melihat Pemprov DKI dan pengelola JIS akan kewalahan dalam mengatur lalu lintas serta penjagaan keamanan jika puluhan ribu buruh memadati kawasan itu dalam satu waktu.
"Teman-teman buruh pun juga harus berkoordinasi dengan pihak pengelola, keamanan, dan Pemprov DKI. Bisa enggak mengatur rekayasa lalu lintas dengan kapasitas misalnya 85 ribu orang? Saya duga enggak bisa," cecarnya.
Sebagai informasi, kelompok buruh dari 4 konfederasi serikat buruh, 60 federasi serikat buruh tingkat nasional, dan beberapa elemen masyarakat lainnya akan mengadakan peringatan May Day pada 14 Mei 2022.
Aksi yang akan dipimpin oleh Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal ini konon akan diikuti 100 ribu buruh se-Jabodetabek di DPR RI. Setelahnya, deklarasi perjuangan buruh oleh Partai Buruh dan gerakan buruh Indonesia akan dilakukan di Jakarta International Stadium (JIS) atau Istora Senayan.