MAKASSAR - Jerman tengah mempertimbangkan pembelian sistem pertahanan rudal untuk berlindung dari potensi serangan Rusia, jelas Kanselir Olaf Scholz pada Minggu malam.
"Ini tentu saja salah satu masalah yang kami diskusikan, dan untuk alasan yang bagus," katanya kepada penyiar publik ARD, saat ditanya apakah Jerman berpotensi membeli sistem pertahanan seperti Iron Dome Israel, melansir Reuters 28 Maret.
BACA JUGA:
Meski demikian, Kanselir Scholz tidak merinci jenis sistem senjata apa yang sedang dipertimbangkan Berlin.
Ketika ditanya apakah Jerman bertujuan untuk meraih sistem pertahanan rudal, dengan jangkauan yang lebih jauh daripada baterai Patriot yang ada, dengan lugas Scholz menjawab.
"Kita perlu menyadari, bahwa kita memiliki tetangga yang siap menggunakan kekerasan untuk menegakkan kepentingan mereka," jawab Kanselir Scholz.
Perisai pertahanan rudal dibahas
Sementara itu, sebelumnya surat kabar Bild am Sonntag melaporkan, perisai pertahanan rudal untuk seluruh wilayah Jerman merupakan salah satu topik yang dibahas ketika Kanseli Scholz bertemu dengan Jenderal Eberhard Zorn, kepala pertahanan Jerman.
Secara khusus, mereka berbicara tentang kemungkinan akuisisi sistem pertahanan anti-rudal balistik 'Arrow 3' besutan Israel, kata surat kabar itu.
Terkait hal ini, pihak Kementerian Pertahanan Jerman menolak mengomentari laporan tersebut. Sama halnya dengan Kementerian Pertahanan Israel yang juga tidak segera berkomentar.
Andreas Schwarz, seorang anggota parlemen untuk Partai Sosial Demokrat yang merupakan juru bicara anggaran, secara terpisah menjelaskan kepada surat kabar, sistem pertahanan seperti itu masuk akal.
"Kita harus melindungi diri kita lebih baik dari ancaman Rusia. Untuk ini, kita membutuhkan perisai pertahanan rudal di seluruh Jerman dengan cepat," katanya kepada surat kabar itu. Ia pun menambahkan, "Sistem Arrow 3 Israel adalah solusi yang baik."
Opsi pertahanan rudal
Sementara itu, Marie-Agnes Strack-Zimmermann, kepala komite pertahanan parlemen, mengungkapkan Jerman harus mempertimbangkan berbagai opsi untuk pertahanan rudal, termasuk terhadap rudal balistik terbang tinggi yang memasuki ruang angkasa untuk sebagian dari penerbangan mereka.
"Israel memproduksi sistem seperti itu dan masuk akal untuk tidak hanya melihat skenario yang berbeda, tetapi juga berpotensi membelinya sesegera mungkin," ujarnya kepada televisi Welt.
Diketahui, dalam pidato penting beberapa hari setelah invasi Rusia 24 Februari ke Ukraina, Scholz mengumumkan Jerman akan meningkatkan secara tajam pengeluaran pertahanannya menjadi lebih dari 2 persen dari output ekonominya, dan menyuntikkan 100 miliar euro ke dalam pertahanan.