MAKASSAR - Pada Hari Rabu, 23 Maret, Pengawal Revolusi Iran (IRGC) memperingatkan Israel bahwa mereka akan menghadapi serangan balas dendam jika terus menargetkan anggota pasukan elite tersebut, kantor berita semi-resmi Tasnim melaporkan.
"Sadarilah bahwa kami tidak hanya akan mengambil bagian dalam pemakaman para martir kami, tetapi juga segera membalas dendam mereka. Ini adalah pesan yang nyata dan serius," seperti melansir Tasnim mengutip Panglima Pengawal Revolusi Hossein Salami, yang memperingatkan Israel.
BACA JUGA:
-
| BERITA
Tolak Rundingkan Rudal, Presiden Baru Iran Enggan Ketemu Presiden Biden
22 Juni 2021, 10:02
"Jika kenakalan Anda diulang, Anda akan sekali lagi mengalami serangan kami dan menderita rasa pahit serangan rudal kami," tegasnya.
IRGC atau Garda Revolusi mengklaim bertanggung jawab terhadap serangan 13 Maret di apa yang mereka sebut "pusat strategis Israel" di Erbil, ibu kota wilayah otonomi Kurdi di Irak utara.
Selusin rudal yang ditembakkan dari Iran, menghantam apa yang digambarkan oleh pemerintah daerah Kurdi Irak sebagai 'daerah pemukiman sipil'.
Pembalasan Iran atas kematian anggota pengawal revolusi
Serangan itu dipandang sebagai pembalasan Iran atas pembunuhan Israel terhadap anggota Pengawal Revolusi di Suriah, sekutu dekat Iran, dalam serangan udara pada 7 Maret.
"Dalam beberapa minggu terakhir Anda telah melihat bagaimana Zionis selalu salah dalam perhitungan mereka dan telah menjadi sasaran rudal Pengawal Revolusi. Kami memperingatkan mereka, bahwa mereka harus menghentikan kerusakan mereka atau kami akan mengubur mereka hidup-hidup," tambah Salami.
Secara terpisah, kelompok pemantau The Syrian Observatory for Human Rights menyebutkan tak lama setelah serangan udara Israel 7 Maret, serangan itu merupakan yang ketujuh dari jenisnya di Suriah tahun ini dan targetnya adalah gudang senjata dan amunisi di dekat bandara Damaskus.
Untuk diketahui, Israel jarang mengomentari serangan udara di Suriah, yang telah dilakukan ratusan kali sejak perang saudara pecah di negara itu pada 2011.