MAKASSAR - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar, Sulawesi Selatan, menjelaskan 261 unit rumah terkena dampak usai kejadian angin kencang yang menerjang tujuh titik lokasi.
Kepala Pelaksana BPBD Makassar, Achmad Hendra Hakamuddin menyebutkan data terbaru yang diterima, dampak angin kencang yang terjadi sekitar pukul 13.00 WITA terpantau di tujuh titik dengan jumlah total warga terdampak sebanyak 348 jiwa, dan 261 unit rumah rusak.
BACA JUGA:
Rinciannya, dua titik kejadian di Kecamatan Ujung Tanah, Jalan Sabutung, Kelurahan Tamalabba, jumlah rumah terdampak 46 unit, dengan 75 Kepala Keluarga atau KK. Kemudian di Jalan Yos Sudarso, Lorong 158A, Kelurahan Tabaringan, jumlah rumah terdampak 30 unit.
Selanjutnya, Kecamatan Bontoala, dua titik di Jalan Kandea, Kelurahan Baraya, rumah terdampak 31 unit dengan jumlah 50 KK dan di Kelurahan Layang, tercatat 75 rumah terdampak.
Sedangkan di Kecamatan Makassar, tercatat dua titik, delapan rumah terdampak, dengan jumlah 13 KK di jalan Abubakar Lambogo, lorong 17, Kelurahan Bara-Baraya. Disusul Jalan Masjid Jabal Nur, Kelurahan Maccini Parang, rumah terdampak sebanyak 38 unit dengan 61 KK.
Bantuan sudah disalurkan ke dua titik lokasi
Serta satu titik di Jalan Tinumbu, lorong 142 dan 148, Kelurahan Bunga Eja Berubah, Kecamatan Tallo. Tercatat 33 unit rumah terdampak dengan jumlah 44 KK.
"Kami juga sudah mendistribusikan bantuan terpal dan selimut bagi warga terdampak di dua titik yang parah yakni di Kecamatan Ujungtanah dan Kecamatan Makassar," ujar Hendra dikutip Antara, Kamis, 23 Desember.
Bantuan berupa bahan meterial bangunan seperti seng dan balok akan disalurkan kepada korban yang rumahnya rusak.
"Bentuknya stimulan, saat ini tim masih melakukan asesemen pendataa mana rumah yang paling terdampak, tentu akan diberikan bantuan material," tutur mantan Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Pemkot Makassar ini.
Pihaknya kembali mengimbau agar masyarakat tetap meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan mengingat puncak musim hujan masih berlangsung antara Desember 2021 hingga Januari 2022. Sebagai bentuk antisipasi secara dini, masyarakat juga disarankan memantau informasi cuaca di kanal resmi BMKG.
Artikel ini pernah tayang sebelumnya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!