Gerak Cepat, Mensos Risma Lakukan Pendataan Anak Yatim Piatu Pasca Erupsi Gunung Semeru
Relawan tengah melakukan pendampingan anak-anak korban erupsi Gunung Semeru, Jawa Timur. (ANTARA/HO-BAZNAS)

Bagikan:

MAKASSAR - Pasca erupsi Gunung Semeru, Jawa Timur, Kementerian Sosial melakukan pendataan terhadap anak-anak yang menjadi yatim, piatu, maupun yatim piatu. Data ini penting agar bantuan sosial dapat segera disalurkan ke anak-anak.

"Sekarang lagi kita data. Saat saya ke sana minta didata untuk kita masukan program bantuan sosial. Kita lakukan (pendataan) untuk program sosial, untuk PKH (Program Keluarga Harapan) anak yatim dan keluarganya," ujar Menteri Sosial Tri Rismaharini di Gedung Kemensos, Jakarta, Antara, Selasa, 14 Desember. 

Bantuan pendidikan dan kebutuhan primer

Risma menyebutkan, dalam kunjungannya ke wilayah terdampak erupsi, tak sedikit anak-anak yang kehilangan orang tuanya. Sebagian anak-anak itu ada yang akan diasuh oleh kerabatnya. Nantinya, kerabat yang mengasuh juga akan mendapat berbagai bantuan sosial, terutama bagi yang kehilangan tulang punggung keluarga. 

"Kita akan menelusuri mereka, dia akan ikut siapa. Kemarin ada beberapa dari mereka yang ikut keluarganya (kerabat)," kata Risma.

Adapun bantuan yang akan disalurkan kepada anak yatim piatu adalah bantuan pendidikan hingga penyediaan kebutuhan primer.

"Mereka, kan, sekolah, komponennya bantuan sekolah dan kami bisa pandu dengan kartu sembako jadi kita bisa mapping seperti itu," kata dia.

Korban jiwa hingga saat ini ada 48 orang

Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan jumlah korban meninggal akibat awan panas guguran (APG) Gunung Semeru kini menjadi 48 jiwa sampai Senin kemarin, setelah kembali didapati dua korban jiwa.

“Sementara itu data jumlah korban kumulatif yang dilakukan rawat jalan di puskesmas dan posko kesehatan berjumlah 2.004 jiwa,” kata Plt. Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari.

Dalam mendeteksi dan mencari lokasi potensial korban tersebut, Tim Pencarian dan Pertolongan (SAR) menerjunkan sebanyak 11 anjing pelacak yang berasal dari satuan Polda Jawa Timur, Mabes Polri dan Polres Malang.

Puluhan alat berat juga ikut difungsikan dalam penanganan bencana yang disebabkan awan panas dan guguran Erupsi Gunung Semeru. Nantinya, digunakan untuk membuka jalur jalan nasional antara Lumajang dan Malang, tepatnya di Dusun Kamarkajang yang saat ini dalam proses perbaikan dan telah mencapai 80 persen.

Dari kejadian tersebut, BNPB mengatakan, hingga Senin kemarin jumlah korban langsung APG Gunung Semeru yang masih dirawat ada sejumlah 18 orang. 

Artikel ini pernah tayang sebelumnya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!