MAKASSAR - Di dalam tubuh penerima, vaksin COVID-19 bekerja berdasarkan kondisi sistem imun. Bahkan, jika sistem imun terlalu rendah, maka usai vaksinasi seseorang akan sakit.
"Sistem imun atau antibodi setiap orang berbeda-beda ada yang tinggi dan rendah, tergantung sel B atau limfosit yang melakukan peran penting pada respon imun," kata Ketua Perhimpunan Alergi dan Imunologi Indonesia Prof Iris Rengganis dilansir Antara, Jumat, 29 Oktober.
BACA JUGA:
Iris menjelaskan aktivitas hidup sehat dan asupan gizi seimbang dari penerima vaksin COVID-19 sangat menentukan efektivitas pembentukan kekebalan tubuh dari serangan virus Corona.
"Tapi kalau dia kurang gizi, antibodi yang dibentuk juga kurang gizi karena sel imun sistemnya kekurangan makanan bergizi," katanya.
Pola istirahat yang cukup
Selain asupan gizi seimbang dan olahraga teratur, lanjut Iris, pola istirahat yang cukup juga sangat menentukan efektivitas vaksin. Bahkan suplemen seperti vitamin A, B, C, D dan E dapat menjadi pilihan untuk mengoptimalkan kerja sistem imun.
"Mau menambah probiotik, imunosimulator silakan disesuaikan kebutuhan masing-masing," katanya.
Terkait suplemen, Iris mengimbau untuk berhati-hati dalam mengonsumsinya sesuai dengan dosis yang dianjurkan dokter. Masyarakat juga diimbau mewaspadai produk suplemen palsu di pasaran.
"Imunitas alami pada penyintas memang cukup baik dalam mencegah pengulangan penyakit. Tetapi akan jauh lebih baik lagi kalau ditingkatkan dengan vaksinasi COVID-19," katanya.
Artikel ini pernah tayang sebelumnya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!