Dinas Pertanian Sulsel Dayagunakan Teknologi Listrik PLN untuk Atasi Hama
Ilustrasi-Pemandangan sawah Kabupaten Sidrap, Sulsel yang mulai menguning. ANTARA Foto/Nur Suhra Wardyah

Bagikan:

MAKASSAR - Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Holtikultura Provinsi Sulsel mendayagunakan listrik dari pihak PLN melalui teknologi "light trap" atau perangkap cahaya untuk mengatasi hama pertanian.

Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Holtikultura Provinsi Sulsel Andi Ardin Tjatjo di Makassar, Senin, mengatakan teknologi ini telah banyak digunakan oleh para petani, khususnya petani bawang di Kabupaten Enrekang.

Ia menjelaskan bahwa tekhnologi "light trap" itu berasal dari inovasi Dinas Pertanian menggunakan cahaya listrik. Melalui lampu yang dipasang di tengah sawah, maka serangga akan ditarik ke arah cahaya, kemudian menyiapkan jebakan di bawah lampu.

Selain itu, ujar dia, ada pula metode yang sifatnya menolak cahaya, dengan keadaan geografis yang lebih tinggi atau di dataran tinggi.

"Lokasi yang lebih tinggi dipasangkan lampu kuning, itu sifatnya menolak serangga. Sudah dikerjasamakan di hampir semua tanaman bawang sistem irigasi Kabupaten Enrekang," ujarnya.

Kembali Dikembangkan di Kabupaten Bone

Rencananya, metode ini akan kembali dikembangkan di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan lewat "light trap".

Sementara itu, pihak PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Sulawesi Selatan, Tenggara dan Barat terus mendukung metode "light trap" melalui program yang disebut Electrifying Agriculture. Termasuk pula dalam mendongkrak penghasilan petani buah naga di Desa Sukamaju, Kecamatan Tellulimpoe, Kabupaten Sinjai.

Melalui CSR PLN Peduli, PLN UIW Sulselrabar memberikan bantuan sebesar 70 juta, dalam bentuk 500 unit lampu guna meningkatkan produktivitas buah naga di wilayah tersebut.

General Manager PLN UIW Sulselrabar Awaluddin Hafid mengatakan elektrifikasi pertanian buah naga ini untuk meningkatkan produksi buah naga di luar musim panen, dengan cara memberikan aliran listrik di malam hari dan di setiap pohon untuk membantu proses panen Buah Naga agar hasilnya lebih cepat dan lebih baik.

Salah satu bentuk modernisasi berbasis listrik, kata Awaluddin, yakni dengan lahan terbatas bisa meningkatkan produksi buah naga hanya dengan pemberian 500 lampu di setiap malam.

Program ini dapat memberikan dampak yang besar bagi petani buah naga. Salah satunya yang diungkapkan salah seorang petani buah naga, Lukman mengatakan produksi buah naga semakin meningkat selama menggunakan lampu.

Sebelum memakai lampu, biasanya membutuhkan waktu enam bulan untuk sekali panen. Namun dengan adanya lampu, Lukman hanya membutuhkan waktu sebulan saja. "Jadi sekarang untuk sekali panen kami bisa lebih cepat enam kali dari biasanya," ungkap Lukman.

Selain dapat mempercepat proses produksi, pemakaian lampu untuk buah naga juga bisa menambah pendapatan hingga lima kali.

"Alhamdulilah, biasanya untuk sekali panen, produksi buah naga bisa mencapai 3 ton dengan harga 10 juta untuk di jual, tapi setelah menggunakan lampu bisa menghasilkan 5 ton dengan harga Rp50 juta," ujar dia. 

Ikuti info dan berita lainnya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!