MAKASSAR - Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Suwandi menyebutkan, sejak awal 2022, penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) sektor pertanian telah menyentuh angka Rp65 triliun.
Suwandi menambahkan, jumlah tersebut sudah melampaui penyaluran KUR pertanian pada tahun 2020 senilai Rp55 triliun.
BACA JUGA:
"Tahun 2020 itu Rp55 triliun diakses tiga jutaan petani. Tahun 2021 Rp85 triliun, tahun 2022 sampai hari ini sudah Rp65 triliun," katanya dikutip dari Antara, Rabu, 3 Agustus.
Dia menjelaskan penyaluran KUR paling banyak diakses oleh petani di subsektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan.
Fasilitas KUR pertanian tersebut adalah program pemerintah yang menggandeng himpunan bank negara untuk memberikan kredit bunga rendah kepada petani dengan nominal di bawah Rp100 juta dan tanpa agunan.
Suwandi menyebutkan, Kementerian Pertanian juga menerapkan lima strategi kebijakan lainnya untuk mengembangkan sektor pertanian dalam negeri, di samping penyaluran KUR.
"Yang pertama adalah meningkatkan kapasitas produksi melalui perluasan areal tanam baru, ada Food Estate, integrated farming padi jagung dan lainnya. Tidak ada tanah nganggur, tanah kosong, sehingga bisa meningkatkan kapasitas produksi, pangan tersedia cukup," katanya.
Selain itu, yang kedua yaitu diversifikasi pangan lokal seperti singkong, sorgum, talas, ubi untuk digenjot produksinya di setiap daerah.
Pemetaan produksi pangan lokal unggulan
Pemerintah memetakan produksi pangan lokal unggulan di setiap wilayah seperti ubi jalar di Jawa Barat, talas di Banten, sorgum di NTT, dan sagu di Papua.
Ketiga, yaitu penyiapan sistem logistik cadangan pangan. "Gudang, lumbung semua tersedia di setiap wilayah tingkat rumah tangga, desa, kecamatan, kabupaten. Dan untuk nasional ada di Bulog," kata Suwandi.
Strategi lainnya adalah penerapan smart farming atau pertanian modern berbasis teknologi informasi dan mekanisasi.
Suwandi menyebutkan penerapan teknologi di sektor pertanian mulai banyak digunakan seperti yang dilakukan oleh para petani milenial.
Sedangkan yang kelima adalah program ekspor tiga kali lipat dengan setiap kabupaten harus ada produk yang diekspor.
Artikel ini pernah tayang sebelumnya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!
Ikuti info dan artikel lainnya di VOI Sulsel, Klik Tautan Berikut untuk info selengkapnya.