Viral di Media Sosial, Pengungsi Ukraina ditempatkan di Bekas Kamp Konsentrasi Nazi di Jerman, Pengelola Bantah Kabar Tersebut
Komplek bekas kamp konsentrasi Nazi Sachsenhausen Memorial, Jerman. (Wikimedia Commons/Aad van der Drift)

Bagikan:

MAKASSAR - Kabar mengejutkan viral di media soial mengatakan, pengungsi Ukraina yang diakibatkan invasi Rusia diinformasikan bertempat di situs sejarah bekas kamp konsentrasi Nazi di Jerman.

Pengguna media sosial menjelaskan bahwa orang-orang yang melarikan diri dari perang Ukraina, ditempatkan di sebuah hotel sementara di Sachsenhausen Memorial dekat Berlin.

Klaim itu disebarkan secara luas oleh saluran Telegram pro-Kremlin, serta oleh beberapa pengguna Twitter di Jerman, Italia dan Polandia.

Pihak pengelola Sachsenhausen Memorial, yang pernah menjadi salah satu kamp konsentrasi terbesar di Jerman, telah membantah rumor itu sebagai "palsu".

Euronews telah memeriksa fakta klaim ini, dan mengonfirmasi kabar yang beredar di media sosial salah, seperti dilansir 18 Juli.

Satu foto yang beredar secara online mengklaim, barak di bekas kamp konsentrasi telah didekorasi dengan spanduk berwarna Ukraina bertuliskan "Selamat Datang di Rumah" dalam bahasa Jerman.

Menggunakan alat pengecekan fakta sumber terbuka untuk memverifikasi gambar, Euronews mendapatkan foto tersebut telah diedit secara digital. Sementara, spanduk "selamat datang" yang diduga ditambahkan secara artifisial.

Untuk diketahui, foto asli barak Sachsenhausen Memorial pertama kali dipublikasikan di situs web pariwisata Jerman pada 2019.

Tidak ada catatan arsip

Sementara, tidak ada catatan arsip bahwa Sachsenhausen Memorial telah mengundang para pengungsi Ukraina untuk tinggal di tanah bekas kamp konsentrasi.

Dalam sebuah pernyataan di media sosial, pihak memorial dengan tegas membantah tuduhan itu dan mengatakan akan "mengambil tindakan hukum terhadap pemalsuan ini".

"Kami mengutuk meningkatnya penggunaan berita palsu dengan referensi sejarah Nazi untuk melakukan propaganda kasar. Kami melawan ini dengan pendidikan sejarah berbasis sains," tegas pihak pengelola.

Tidak jelas siapa yang berada di balik misinformasi dan gambar yang diubah secara digital.

Terpisah, Perserikatan Bangsa Bansga mengatakan, sejak perang pecah pada 24 Februari, lebih dari lima juta pengungsi kini telah meninggalkan Ukraina. Sementara, tujuh juta pengungsi lainnya diperkirakan masih berada di dalam Ukraina sendiri.

Upaya untuk mendiskreditkan pengungsi Ukraina di Eropa ini diketahui bukan pertama kalinya ada.

Bulan lalu, secara keliru sebuah video viral mengklaim bahwa pengungsi Ukraina membakar sebuah rumah di Jerman, saat mencoba membakar bendera Rusia.