MAKASSAR - Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah kembali menyelenggarakan International Symposium On Education (ISOE). Even kali kedua yang berlangsung 18 – 20 Mei ini digelar sekaligus dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional Tahun 2022.
Dalam sambutannya yang dilakukan secara virtual, Menag Yaqut Cholil Qoumas berpesan mengenai pentingnya GTK Madrasah untuk memanfaatkan teknologi, termasuk metaverse. Menurutnya, pemanfaatan metaverse dalam dunia pendidikan akan menjadi kemajuan sangat luar biasa dalam ruang yang tak terbatas.
BACA JUGA:
Untuk mengawali pembelajaran metaverse, maka GTK madrasah harus mengenal dan bisa menggunakannya.
"Guru dipaksa dan terpaksa harus melaksanakan pembelajaran dalam jaringan (daring) dengan memanfaatkan dunia teknologi,” ujar Menag Yaqut dikutip dari laman resmi kementerian, Kamis 19 Mei.
Jika GTK Madrasah mengerti dan memiliki pengalaman dalam memanfaatkan teknologi, maka pembelajaran secara daring akan lebih efektif.
“Dunia Pendidikan sebelumnya lambat dalam mengadopsi teknologi. Akibatnya, terjadilah learning loss yang mengakibatkan peserta didik kehilangan pengetahuan dan keterampilan baik umum atau khusus,” jelas Yaqut.
Presentator dan pemakalah internasional yang hadir
ISOE 2022 dihadiri beberapa presentator dan pemakalah internasional seperti; Mark Oliver Heyward (Direktur Inovasi), Chintya Wong (Victory Plus IB World School), Lesley Harbon (University of Technology Sidney), Philippe Grange (Attache Cooperation Ambassade de France). Terdapat 20 pemakalah yang lolos dari 65 pendaftar.
Dirjen Pendidikan Islam M Ali Ramdhani menjelaskan, pemanfaatan teknologi metaverse ini harus dipercepat untuk mengejar ketertinggalan peserta didik dalam adaptasinya di era teknologi. Ini dilakukan agar para peserta didik menjadi adaptif juga responsif terhadap perkembangan teknologi.
Setelah hadirnya teknologi saat ini, sudah saatnya perkembangan metaverse yang ditunggu dapat membangun pendidikan dalam ranah internasional tanpa batas ruang dan waktu.
Pria yang akrab disapa Dhani ini mensinyalir bahwa budaya digital menjadi tuntutan zaman dan guru harus terus meng-upgrade keilmuannya. Guru dan tenaga kependidikan, serta siswa madrasah adalah insan pembelajar sepanjang hayat.