MAKASSAR - Pejabat Rusia mengatakan salah satu tujuan invasi ke Ukraina untuk melakukan denazifikasi akan rampung, menyebut adanya pusat penyiksaan yang dibangun Ukraina.
Penasihat senior Perwakilan Tetap Rusia untuk PBB Sergey Leonidchenko menyebutkan, denazifikasi Ukraina akan selesai dan mereka yang bertanggung jawab atas kejahatan akan mendapat hukuman.
BACA JUGA:
-
| BERITA
Jadi Wilayah Strategis: Rusia Bombardir Kota Mariupol, Ukraina Beri Perlawanan
21 Maret 2022, 06:45 -
| BERITA
Presiden Zelensky: Mariupol Telah Dihancurkan, Ada Puluhan Ribu Orang Tewas
12 April 2022, 06:00
"Pusat penyiksaan benar-benar tidak terpikirkan di abad ke-21 dan ada banyak bukti, banyak bukti saksi mata, bahwa SBU (Badan Keamanan Ukraina) telah mendirikan pusat penyiksaan rahasia di bandara Mariupol, yang didalihkan sebagai perpustakaan," katanya pada pertemuan Formula-Arria Dewan Keamanan PBB, dikutip dari TASS 28 April.
Putin izinkan pelaksanaan operasi militer khusus di Ukraina
"Pusat tersebut didirikan pada tahun 2014, ketika batalyon nasionalis Azov ditempatkan di Mariupol. Pusat ini digunakan untuk menyiksa, memperkosa, dan membunuh 'buku', sebutan bagi warga sipil yang dicurigai tidak setia kepada Kyiv."
"Saya meyakinkan Anda, bahwa mereka yang bertanggung jawab atas ini dan kejahatan keji lainnya akan dibawa ke pengadilan. Tidak ada yang akan menghindari hukuman. Denazifikasi Ukraina akan selesai," tegasnya.
Diketahui, Presiden Rusia Vladimir Putin mengizinkan pelaksanaan operasi militer khusus di Ukraina pada 24 Februari, untuk menerapkan demiliterisasi dan denazifikasi. Hal yang ditentang oleh Ukraina dan negara-negara Barat tak berdasar.