Untuk Pertama Kali, Presiden Biden Nyatakan Rusia dan Vladimir Putin Lakukan Genosida di Ukraina
Pertemuan Presiden Joe Biden dan Presiden Vladimir putin di Jenewa. Swiss. (Wikimedia Commons/Kremlin.ru)

Bagikan:

MAKASSAR - Presiden Amerika Serikat Joe Biden menjelaskan untuk pertama kalinya, invasi Moskow ke Ukraina serupa dengan genosida, karena Presiden Vladimir Putin menyebut Rusia akan 'secara berirama dan tenang' meneruskan operasinya dan meraih tujuannya.

Presiden Biden menggunakan istilah genosida, eskalasi signifikan dari retorika presiden, dalam pidatonya di pabrik etanol di Iowa dan selanjutnya mendukung deskripsi saat ia bersiap untuk naik ke Air Force One.

"Ya, saya menyebutnya genosida karena semakin jelas bahwa Putin hanya mencoba menghapus gagasan untuk bisa menjadi orang Ukraina dan buktinya semakin banyak," jelas Presiden Biden kepada wartawan melansir Reuters 13 April.

"Kami akan membiarkan pengacara memutuskan secara internasional, apakah itu (genosida) memenuhi syarat atau tidak, tetapi tampaknya seperti itu bagi saya," tandasnya.

Presiden Biden diketahui telah berulang kali menyebut Presiden Putin sebagai penjahat perang. Namun, Selasa adalah pertama kalinya dia menuduh Rusia menjalankan genosida.

Bantahan Rusia

Sementara itu, Rusia telah berulang kali membantah menargetkan warga sipil, menjelaskan tuduhan Ukraina dan Barat atas kejahatan perang dibuat untuk mendiskreditkan pasukan Rusia.

Banyak kota tempat Rusia mundur di utara Ukraina, dipenuhi dengan mayat warga sipil yang tewas dalam apa yang dikatakan Kyiv sebagai kampanye pembunuhan, penyiksaan, dan pemerkosaan.

Adapun Kremlin menjelaskan pihaknya meluncurkan "operasi militer khusus" pada 24 Februari untuk demiliterisasi dan "denazifikasi" Ukraina. Kyiv dan sekutu Baratnya menolak itu sebagai dalih palsu.

Serangan Moskow selama hampir tujuh minggu, serangan terbesar terhadap negara Eropa sejak 1945, telah mengakibatkan lebih dari 4,6 juta orang melarikan diri ke luar negeri, membunuh atau melukai ribuan orang dan menyebabkan Rusia hampir terisolasi di panggung dunia.

Artikel ini pernah tayang sebelumnya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!