MAKASSAR - Raja Abdullah II menjelaskan kepada Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Yordania bekerja dengan mitra regional dan internasional untuk mengatasi kekerasan di Yerusalem Timur.
Pertemuan Raja Abdullah dan Presiden Abbas berlangsung di Amman pada Rabu malam, kantor berita negara Yordania melaporkan, beberapa hari setelah Israel menyetop serangan ke Masjid Al Aqsa di Yerusalem Timur.
BACA JUGA:
Kekerasan di masjid mengancam terjadinya perang lagi, kurang dari setahun setelah ketegangan serupa memicu konflik 11 hari antara kelompok militan Hamas, penguasa Gaza yang didukung oleh Iran, dan Israel.
"Yang Mulia memperjelas Yordania mengintensifkan kerjasamanya dengan semua mitra regional dan internasional, untuk menghentikan eskalasi," kata kantor berita itu, melansir The National News 28 April.
Disebutkan Raja Abdullah "memperbarui penolakannya terhadap segala upaya untuk mengubah status historis dan hukum" di Haram Al Sharif, yang mencakup Masjid Al Aqsa.
Ini adalah bukit yang diperebutkan di mana Al Aqsa, salah satu tempat paling suci dalam Islam, dibangun di bawah pemerintahan Umayyah pada abad kedelapan. Yordania mempunyai perwalian masjid di bawah pengaturan seabad.
Dukung palestina dan Israel berdamai dengan resmi
Selain itu, kerajaan sangat mendukung Otoritas Palestina dan Israel berdamai secara resmi.
Tahun lalu, perang 11 hari di Bulan Mei berkobar antara Israel dengan kelompok Hamas, yang menggembar-gemborkan perlunya membela hak-hak Palestina dengan kekerasan.
Sementara, puluhan orang, sebagian besar warga Palestina, terluka bulan ini saat pasukan Israel dan ekstremis Yahudi memasuki kompleks Masjid Al Aqsa.
Kekerasan itu menyusul serangan oleh ekstremis Palestina yang menewaskan 14 orang di Israel sejak Maret. Sementara, serangan Israel di Tepi Barat menewaskan lebih dari 20 warga Palestina pada periode yang sama.