Makassar--Pertemuan para pemimpin Barat di Brussels, Belgia terkait invasi berkelanjutan Rusia ke Ukraina diperkirakan akan memerlukan banyak waktu untuk membahas China.
Pejabat keamanan Amerika Serikat menjelaskan mereka belum melihat tanda-tanda Beijing memberikan peralatan militer pada Moskow, atau bantuan lain untuk mendukung pasukan Rusia.
BACA JUGA:
-
| BERITA
Adakan Pertemuan dengan Zelensky, Presiden Jokowi ke Ukraina Lewat Polandia
28 Juni 2022, 08:09
Namun, para pejabat Barat memperingatkan penolakan China untuk mengutuk invasi Rusia dan kesediaannya untuk meniru propaganda Kremlin, menjadi perhatian.
"Kami menghadapi lingkungan keamanan yang berubah secara mendasar, di mana kekuatan otoriter semakin siap menggunakan kekuatan untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan," kata Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg kepada wartawan sehari sebelum pertemuan kepala negara Kamis ini, dikutip dari VOA 24 Maret.
"Beijing telah bergabung dengan Moskow dalam mempertanyakan hak negara-negara merdeka untuk memilih jalan mereka sendiri. Jadi, saya berharap kita juga akan membahas peran China dalam krisis ini," tambahnya.
Para pemimpin NATO akan menyeru China
Sejauh ini, China telah berusaha untuk menghindari konflik politik atas perang di Ukraina, dengan menyatakan bahwa pihaknya mengakui kedaulatan Ukraina. Sementara juga setuju dengan Rusia, ekspansi NATO telah menimbulkan "masalah keamanan yang sah".
"China telah memberikan dukungan politik kepada Rusia, termasuk dengan menyebarkan kebohongan dan disinformasi yang terang-terangan, dan sekutu khawatir bahwa China dapat memberikan dukungan material untuk invasi Rusia," kata Stoltenberg, melansir Reuters.
Dia menambahkan, para pemimpin NATO akan menyeru China untuk memenuhi tanggung jawabnya sebagai anggota Dewan Keamanan PBB, menahan diri dari mendukung upaya perang Rusia, serta bergabung dengan seluruh dunia dalam menyerukan berakhirnya perang ini secara damai.