Makassar--Delapan bulan yang lalu, kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan Gofar Hilman, kepada seorang wanita dengan akun Twitter @quweenjojo sempat membuat heboh jagat maya karena menjadi trending di twitter dan menerima simpati warganet. Hal tersebut bahkan sempat membuat Gofar terpuruk dan berpikir ulang untuk melanjutkan kariernya sebagai konten kreator.
Kala itu, akun @quweenjojo berkicau kalau Gofar sudah melecehkan dirinya secara seksual. Seketika, warganet mencurahkan dukungan penuh kepadanya untuk melakukan perlawanan dan sebaliknya, Gofar malah mendapat tudingan yang negatif dari publik.
BACA JUGA:
Kini, wanita yang diketahui bernama Hafsyarina Sufa Rebowo atau akrab disapa Syerin ini, mendadak muncul dengan klarifikasi jika tuduhannya kepada Gofar delapan bulan lalu bukanlah berita benar. Ia mengunggah video singkat di akun Twitternya sembari memohon maaf kepada Gofar dan masyarakat Indonesia.
"Saya, Hafsyarina Sufa Rebowo atau Syerin ingin meminta maaf kepada Gofar Hilman, keluarga besar Gofar Hilman, dan masyarakat luas atas unggahan saya tanggal 8 juni 2021 di akun Twitter @quweenjojo, yang menuduh Abdul Gofar Hilman telah melakukan pelecehan seksual terhadap saya," tulis akun @qweenjojo sebagai keterangan di videonya pada Jumat, 11 Februari.
Tuduhan hanya berdasar delusi
Syerin yang ditunjukkan di dalam video didampingi kedua orangtuanya juga menjelaskan, kalau tuduhannya itu hanya berdasarkan delusi dan imajinasinya. Ditambah lagi, saat kejadian pada 19 Agustus 2018, kondisinya sedang di bawah pengaruh alkohol.
"Itu adalah tuduhan yang tidak benar, dibuat berdasarkan delusi dan imajinasi saya. Kejadian pelecehan itu sebenarnya tidak ada. Jadi pelecehan seksual Gofar itu sejujurnya nggak terjadi. Sejujurnya, ada rasa gelisah beberapa waktu setelah saya membuat tweet itu dan ingin meminta maaf ke Gofar Hilman karena sudah terlanjur," tuturnya.
Ketika kasus ini mencuat, Gofar sempat melakukan perenungan selama 2 minggu karena ingin menanggapi kasus tersebut secara serius. Secara tegas, ia membantah tudingan itu dan berusaha menyelesaikannya dengan cara baik-baik. Namun upaya untuk berkomunikasi kepada korban tidak pernah berhasil.
"Sekali lagi gue menegaskan, gue tidak melakukan hal tersebut. Dan omongan gue bisa dipertanggungjawabkan. Gegala upaya telah dilakukan, dari mengumpulkan video, foto, dan para saksi. Dari itu semua saya tidak melihat adanya keterlibatan gue dalam tuduhan tersebut," ucap Gofar melalui unggahan di akun Youtubenya Gofar Hilman pada 24 Juni 2021.
Syerin tidak menyangka jika kicauannya yang menyatakan diri sebagai korban pelecehan seksual oleh Gofar Hilman menjadi viral. Ia sempat bingung dan tak menyangka jika reaksi warganet bisa sedemikian besar kepadanya.
Kini ia sangat menyesal dan pengalaman ini diharapkan bisa jadi pembelajaran tersendiri untuknya. "Untuk itu, saya, dan juga kedua orang tua saya, memohon pintu maaf yang sebesar-besarnya kepada Gofar dan keluarga, juga seluruh pihak yang merasa dirugikan atas kesalahan yang pernah saya perbuat. Saya sudah belajar banyak dari kekeliruan ini. Sekali lagi saya mohon maaf dan terima kasih," pungkas Syerin.
Kecurigaan warganet
Di sisi lain, munculnya video Syerin ini juga mengundang perhatian warganet yang mengaitkannya dengan Film Penyalin Cahaya. Film tersebut ramai dibahas karena adanya dugaan pelaku pelecehan seksual yang ikut terlibat dalam pembuatannya hingga jadi trending di Twitter.
Warganet tetap menyatakan dukungan terhadap Syerin dan kedua orangtuanya, bahkan ada juga yang mencurigai jika video tersebut merupakan hasil tekanan pihak tertentu.
"Kayak film Penyalin Cahaya ga sih, menguras menutup mengubur, menguras menutup mengubur. Pada akhirnya korban pelecehan seksual dipaksa diam dan mengubur ceritanya," tulis @HanienNia
"Maaf mba saya ragu atas klarifikasimu, cara bicaranya seperti sedang membaca suatu text," sahut @Syahdanfadhilh
"Semoga kk nya tidak sedang dlm tekanan.. semoga Tuhan memberkati seluruh korban seksual yg terpaksa atau dipaksa membungkam mulutnya. Amen," kata @bisadiemndak
"Ada dalam tekanan," ujar @alfad_nur
Artikel ini pernah tayang sebelumnya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!