Makassar—Dongeng adalah salah satu cara yang dapat dipilih orang tua dalam mengedukasi anak. Menyampaikan dongeng pada anak sama dengan mengajarkannya berpikir kritis dan kreatif. Setiap cerita yang dibacakan akan membawa imajinasinya lebih luas dan menggali rasa keingintahuannya lebih dalam.
Untuk itu, dalam rangka merayakan Hari Anak Nasional 2021, Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) menyelenggarakan webinar pada Jumat, 30 Juli dengan tema: “Melalui Dongeng, Orang Tua Teredukasi, Hak Anak untuk Sehat dan Bermain dengan Gembira Terpenuhi”.
BACA JUGA:
Dalam webinar, disebutkan bahwa dongeng tidak hanya sekedar menjadi media hiburan tapi juga sebagai wadah untuk menstimulus otak agar tumbuh lebih cerdas.
“Manfaat mendongeng tidak hanya untuk belajar komunikasi, (tapi juga) merangsang kreatifitas, menambah pengetahuan, lebih juga mengembangkan kecerdasan emosionalnya”, ujar Psikolog anak Dr. Seto Mulyadi, S.Psi., M.Si.
Agar anak bisa mengambil manfaat dari dongeng, maka orang tua harus menyampaikan dongeng tersebut dengan baik. Dr. Seto Mulyadi mengatakan bahwa kunci utama dalam mendongengkan anak yaitu berbicara lancar. Ini bisa didapat dengan melatih kemampuan berbicara.
Selain itu, orang tua juga harus pandai menghidupkan ekspresi, jadi tidak datar. Karena, jika dongeng disampaikan secara datar, kemungkinan besar anak akan merasa bosan saat mendengar dongeng. Lewat ekspresi, akan tercipta suasana yang hidup, hangat dan akrab serta komunikatif. Anda juga bisa memainkan nada atau gerakan saat mengajak anak berdongeng agar ia merasa dirangkul oleh sang pendongeng.
Pentingnya dialog yang libatkan anak
Namun, kemampuan bicara serta ekspresi saja belum cukup. Harus ada dialog yang melibatkan anak-anak. Hindari situasi monolog. Orang tua bisa mengajak anak menebak jalan cerita atau memberikan pertanyaan pada anak.
Jika memanfaatkan media seperti boneka, orang tua juga dapat mengajak anak bersalaman dengan tokoh dalam dongeng yang divisualisasikan dengan boneka tersebut, misalnya. Dengan melibatkan anak, ia akan merasa sebagai suatu kesatuan dalam kisah yang Anda sampaikan.
Artikel ini pernah tayang sebelumnya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!