MAKASSAR - Film Menjelang Magrib menjadi debut akting Novia Bachmid. Tak hanya menawarkan kisah horor, tapi Film ini juga menampilkan persoalan psikologis orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).
Cerita film ini bercerita tentang 3 mahasiswa (Thalia, Erlan dan Ahmad ) jurusan psikologi yang menemui seorang pasien sakit jiwa (Nina) untuk materi research skripsi mereka. Berawal dari masalah kejiwaan Nina yang akhirnya berkembang menjadi hal-hal mistis yang di luar logika.
BACA JUGA:
Nina banyak menerima teror mistis selama menderita penyakit mental tersebut. Tubuh dan pikirannya dapat dikendalikan ketika siang, tetapi saat matahari meredup, Nina seolah kesurupan dan harus dipasung di rumah bambu beralaskan tanah.
Ketika mendengar suara adzan, Nina kembali tenang. Sepanjang malam harus dipasung agar tidak membuat neneknya kuatir.
Kondisinya lantas menarik minat mahasiswa psikologi dari Jakarta untuk menjalankan penelitian skripsi dan film dokumenter. Sepanjang syuting berbagai kejadian aneh pun terjadi. Teror-teror mistis dialami oleh para mahasiswa. Tahayul, mistis, dan budaya bertabrakan dengan science dan pengetahuan mereka selama ini.
Perpaduan mitos dan cerita legenda di masyarakat
Banyak hal yang ingin diungkapkan dalam film Menjelang Magrib. Berangkat dari mitos, Helfi Kardit yang menjadi penulis skenario, sutradara, dan produser memadukan berbagai mitos dan cerita yang sudah lama diyakini dan ditakuti di masyarakat.
Jika tidak fokus menonton, cerita ini bisa jadi kelemahan karena cukup rumit disambungkan. Bahkan tidak bisa dipahami penonton.
Secara visual, Menjelang Magrib cukup menjanjikan nuansa horor. Sayangnya, beberapa jump scare dengan suara yang terlalu tinggi mengganggu nuansa tersebut.
Novia Bachmid terlihat berupaya keras masuk ke karakter ODGJ. Meskipun minim pemain, Novia bisa menjadi poros cerita yang baik.
Film Menjelang Magrib memberi kejutan dengan cerita yang tidak tertebak endingnya hingga akhir. Penonton dibuat penasaran bagaimana film ini akan menutup cerita.