BPS Sulbar: Produksi Padi di Sulbar Mencapai 319 Ribu Ton GKG
Kepala BPS Provinsi Sulbar, Agus Gede Hendrayana, mengatakan, produksi padi di Sulbar 2020 mencapai 319 ribu ton GKG dan produksi padi tersebut masih didominasi Kabupaten Polman. (ANTARA)

Bagikan:

MAKASSAR - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) melaporkan produksi padi di wilayah itu mencapai 319 ribu ton gabah kering giling (GKG) pada tahun 2020.

Kepala BPS Provinsi Sulbar, Agus Gede Hendrayana di Mamuju, Senin 27 September, menjelaskan, produksi padi di Sulbar 2020 mencapai 319 ribu ton GKG, yang tertinggi dari Kabupaten Polman.

Ia mengungkapkan, jumlah produksi padi di Kabupaten Polman mencapai 174 ribu ton GKG atau lebih dari separuh produksi padi di Sulbar.

Sementara produksi padi di Kabupaten Mamuju di posisi kedua sebesar 61 ribu ton GKG, kemudian Kabupaten Mamasa mencapai 56 ribu ton GKG, Kabupaten Mamuju Tengah 20 ribu ton.

Sementara lanjut Gede, produksi padi Kabupaten Majene sekitar 3,6 ton GKG dan kabupaten Pasangkayu 2,7 ton GKG.

Menurut dia, total luas panen padi di Sulbar sebesar 64, 6 ribu hektare di antaranya di Kabupaten Polman 32,6 ribu hektare, Mamasa 13 ribu hektare, Mamuju 12 ribu hektare Mamuju Tengah 4,3 ribu hektare, Pasangkayu 3,6 ribu hektare dan Majene 900 hektare Pasangkayu 600 hektare.

"Dua Kabupaten memiliki produksi melebihi rata-rata produktivitas padi di Sulbar yaitu Kabupaten Polman dan Mamuju," katanya.

BACA JUGA:


Pengelolaan tradisional pertanian tanaman pangan

Hingga saat ini, lanjutnya, pertanian tanaman pangan di Sulbar masih dijalankan dengan pengelolaan tradisional oleh pelaku rumah tangga.

"Belum ada perusahaan yang secara spesifik mengelola pertanian tanaman pangan maupun hortikultura, sehingga tingkat produksi secara umum masih sangat dipengaruhi oleh faktor musim," katanya.

Ia juga mengatakan, pertanian tanaman pangan andalan Sulbar meliputi setidaknya tujuh komoditas, antara lain padi sawah dan ladang, jagung, kedelai, kacang tanah, ubi kayu dan ubi jalar.

Ikuti info dan berita lainnya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!      

Terkait