Makassar—Polisi menyebut komika Reza Pardede alias Coki Pardede mempunyai kelainan. Hal ini terungkap dalam proses pemeriksaan.
Pernyataan itu disampaikan Kasat Narkoba Polres Metro Tangerang AKBP Pratomo Widodo saat ditanya awak media, apakah Coki Pardede memiliki kelainan.
BACA JUGA:
"Jadi begini, itu masalah pribadi. Memang dia ada kelainan. Ada kelainan dalam dirinya. Dia menyampaikan, saya sakit pak. Dia mengakui seperti itu," kata Pratomo kepada wartawan, Jumat, 3 September.
Meski demikian, Pratomo menyebut pihaknya tak akan melakukan pemeriksaan kejiwaan. Sebab, selama proses penyelidikan Coki bersikap kooperatif dengan memberikan keterangan yang lengkap.
"Engga (tes kejiwaan). Sementara ini Coki kooperatif dengan kita, jadi dia hanya cara penggunaannya saja untuk mencari cara supaya lebih nikmat," kata Pratomo.
Di sisi lain, dari pemeriksaan pun terungkap Coki sudah mengonsumsi sabu selama setahun terakhir. Namun, tak dirinci sejak kapan dia menggunakan cara konsumsi yang tak lazim tersebut.
"Dia sampaikan ke saya, lima bulan tapi dia pengen lagi. Ya mulai aktif lagi setahun belakangan," tandas Pratomo.
Konsumsi sabu dengan disuntikkan lewat dubur
Sebelumnya diberitakan, Coki Pardede mengonsumsi sabu dengan cara menggunakan alat suntik. Bahkan, dari pemeriksaan terungkap sabu itu dimasukkan ke tubuh melalui dubur.
"Yang bersangkutan menyampaikan yang lebih gampang lewat anal. Jarumnya dilepaskan dulu kemudian disuntikkan melalui analnya," Kapolres Metro Tangerang Kombes Deonijiu De Fatima.
Sebelum memasukkan sabu melalui dubur, Coki terlebih dahulu merebusnya terlebih dahulu. Cara itupun diketahuinya melalui youtube.
"Dia memperoleh resep dan cara seperti itu dari youtube," kata Deonijiu.
Coki Pardede ditangkap terkait dugaan penggunaan narkotika jenis sabu. Dia ditangkap di kediamannya di kawasan Cisauk, Tangerang Selatan, Rabu, 1 September.
Dari penangkapan itu, polisi menyita satu paket sabu seberat 0,5 gram. Kemudian, polisi juga menangkap pemasok sabu kepada Coki Pardede.
Artikel ini pernah tayang sebelumnya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!